Hal yang harus diperhatikan ketika menulis cerita

Sebagai orang yang memulai menulis, tidak salah jika memperhatikan beberapa hal penting dalam menulis. Terlebih lagi jika tulisan tersebut digunakan untuk mengikuti lomba. Umunya kriteria penilian lomba menulis meliputi kesesuaian tema, gagasan, gaya penulisan, dan kaidah kebahasaan.

Misal, jika seseorang ingin menulis pengalaman guru mengajar di masa pandemi maupun di sekolah, maka catatan berikut penting untuk dipahami.

Pertama, Gagasan. Keseluruhan gagasan tulisan berawal dari pengalaman sebagai seorang guru yang mengajar di masa pandemi; menyampaikan keluh kesah ruwetnya proses pembelajaran, gagap teknologi, hingga konflik dengan orang tua siswa. Namun, dari pengalaman itu, tidak banyak tulisan menghadirkan fokus yang jelas sehingga tulisan menjadi umum; garis besarnya saja dan kesan yang dihadirkan menjadi kurang bermakna (menyentuh).  Namun, ada tulisan dengan fokus yang baik, sama-sama menceritakan pengalaman mengajar di masa pandemi, tetapi berupaya menyajikan sisi-sisi yang unik, menarik, dan menggelitik, misalnya tentang tugas siswa yang dibuatkan orang tua, tentang kebingungan mengajar siswa berkebutuhan khusus, tentang guru yang datang ke rumah siswa, dan sebagainya.

Kedua, Gaya penulisan. Gaya penulisan sangat penting agar tulisan memiliki kesan bagi pembaca. Oleh karena itulah, panitia menetapkan bahwa jenis tulisannya adalah narasi dan deskripsi. Dalam olah tulisan narasi dan atau deksripsi, peserta dituntut menceritakan dan melukiskan kisah dan keadaannya saat mengajar di masa pandemi dengan baik (tentunya melalui tulisan). Hanya saja, sebagian besar peserta lebih memilih mengembangkan tulisannya melalui pola pengembangan paragraf argumentatif dan eksposisi. Pengalaman mengajar di masa pandemi dalam tulisan-tulisannya lebih banyak dijelaskan oleh penulis, bukan diceritakan atau digambarkan.

Ketiga, Kepaduan paragraf. Paragraf yang padu penting untuk menghadirkan pokok masalah. Dengan paragraf yang padu, ide yang disajikan menjadi utuh dan mudah dipahami. Oleh karena itu, paragraf yang panjang—bahkan lebih dari setengah halaman— sebaiknya dihindari. Proses editing terhadap paragraf yang demikian mutlak dilakukan, yaitu dengan menghilangkan, menjadikan, atau menempatkan kalimat tidak padu tersebut pada  paragraf baru.

Terakhir, Kaidah kebahasan. Tampaknya proses edting kebahasaan tidak lakukan dengan sempurna (tanpa swasunting) sebab hampir semua tulisan ada kesalahan kaidah kebahasaan, misalnya kekeliruan penggunaan kata depan, tanda koma, huruf kapital, huruf miring, hingga kalimat yang tidak utuh.

Demikian tadi beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menulis. Semoga bermanfaat!

2 Replies to “Hal yang harus diperhatikan ketika menulis cerita”

  1. Mohon maaf apakah bisa diberikan komentar atau masukan atas tulisan masing-masing peserta ya? Sebagai bahan perbaikan untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik ke depannya 🙏 Lagi satu, siapa saja 20 peserta yang tulisannya akan dibukukan? Terima kasih sebelumnya 🙏

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *