Membaca merupakan kegiatan yang produktif untuk dilakukan, mengingat membaca begitu penting untuk dilaksanakan di sekolah terutama bagi siswa. Dengan membaca siswa dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menambah ilmu untuk keberhasilan di sekolah. Kebiasaan membaca tidak dapat muncul dengan sendirinya tanpa adanya suatu dorongan yang kuat dari dalam diri. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan membaca harus dikembangkan dengan tujuan untuk menciptakan siswa yang memiliki minat membaca yang tinggi.
Peran guru di sekolah sengat penting dalam meningkatkan minat membaca siswa. Adapun yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan secara maksimal taman baca untuk siswa seperti menyediakan berbagai jenis bahan bacaan yang disenangi. Siswa memilih buku cerita sebagai bahan bacaan yangdisenangi seperti buku fiksi dan non fiksi sebagai bahan bacaan yang sering dibaca serta mengganti buku-buku setiap saat sehingga anak merasa tertarik untuk membaca. Taman baca digunakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa yang dilengkapi dengan beberapa koleksi buku bacaan.
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Minat Baca siswa kelas 3 dengan Memanfaatkan Taman Baca di SD Negeri 3 Sesetan
Berikut ini disajikan secara lengkap laporan best practice (klik gambar)
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Best Practice ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penggunaan bahasa, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Akhirnya, adapun yang penulis sajikan dalam laporan Best Practice ini, semoga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam materi memahami isi bacaan terkait benda di sekitar dengan menerapkan model pembelajaran PBL dengan berbantuan media video pembelajaran padasiswa kelas III SD Negeri 19 Dauh Puri, Kec. Denpasar Barat.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah : Kondisi yang menjadi latar belakang masalah yakni rendahnya konsentrasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di kelas. Hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik tidak maksimal, dalam artian banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM. Secara lengkap, sajian best practice dapat didownlod pada gambar berikut.
Meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris
Situasi
Perubahan kondisi pembelajaran yang dimana dari Daring menjadi Luring memberikan dampak signifikan terkait konstribusi siswa dikelas. Serta kemampuan penguasaan kosa kata dan menyusun kalimat pada siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang berlatih selama diluar pengawasan guru dan saat diberikan tugas banyak siswa dibantu bahkan dibuatkan oleh orang tuanya. Ada juga yang tanpa bimbingan orang tua dikarenakan orang tua sibuk bekerja. Ketika Luring dilaksanaan guru memperhatikan banyak hal yaitu:
Kurangnya partisipasi siswa dikelas
Kurangnya menyampaikan jawabannya ketika diberikan pertanyaan
Belum mampu menyusun kalimat sederhana
Kondisi ini juga dikarenakan media dan model pembelajaran diimplementasikan kurang tepat.
Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru, kepala sekolah dan komite sebagai perwakilan orang tua siswa, maka beberapa tantangan yang dihadapi pada siswa yaitu:
Kurangnya penguasaan kosa kata
Kurangnya latihan
Pemahaman akan materi belum cukup
Terdapat pula tantangan yang dihadapi guru seperti :
Faktor guru dalam pemilihan media ajar
Lebih banyak teacher centered
Kurangnya pemanfaatan TPACK di kelas
Model pembelajaran ataupun materi yang belum relevan dengan kebutuhan siswa. Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara seperti menerapkan media yang sesuai dengan gaya belajar siswa serta model pembelajaran lainnya yang mendukung.
Aksi
Tantangan yang ada diatas harus segera di selesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, diantaranya yaitu :
Memberikan apersepsi yang baik dan membangun sistem berpikir kritis pada siswa. Melalui apersepsi yang baik maka siswa akan distimulus sebelum masuk ke inti pembelajaran.
Berkaitan dengan media ajar Guru bisa menggunakan media yang menarik bagi siswa seperti media audio visual sehingga siswa bisa ingin termotivasi dan tertarik saat belajar. sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
Berkaitan dengan model pembelajaran Disini guru memilih model PBL dan PJBL, proses pemilihan model ini pertama guru mempelajari apa saja model- model pembelajaran lalu memahami karakteristik siswa dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan siswa. Guru juga diyakini sudah hafal dengan sintak dari model pembelajaran yang akan dipilih dari mulai tahap satu sampai akhir yang dituangkan dalam kegiatan pembuka, inti,dan penutup.
Meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran menggunakan ice breaking dan game dikelas.
Menggunakan LKPD yang menarik sehingga siswa senang saat membuat atau menjawab pertanyaan.
Berkaitan dengan penilaian guru juga dituntut untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tentunya dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi- kisi, indikator ketercapaian setiap ranah, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian diakhir pembelajaran.
Pihak yang terlibat pada praktik ini untuk memperbaiki pembelajaran dikelas antara lain:
Dosen Pembimbing dan Guru Pamong.
Dosen pembimbing dan Guru Pamong membimbing dan memberikan pengarahan untuk memperbaiki pelaksanaan guru dikelas.
Kepala Sekolah SDN 10 Dauh puri.
Turut membantu memberikan saran dak kritikan ketika guru bertanya.
Teman sejawat baik disekolah ataupun rekan guru PPG lainnya.
Seluruh rekan guru baik di sekolah ataupun PPG senantiasa membantu memberikan masukan terkait pelaksanaan dikelas sehingga guru bisa memperbaikinya dan mendapatkan ilmu-ilmu yang bisa diterapkan.
Siswa kelas V SDN 10 Dauh Puri
Seluruh siswa yang selalu memberikan refleksi sebagai umpan balik guru untuk memperbaiki pembeljaran kedepannya.
Adapun langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan guru sebagai berikut:
Fase 1 Penentuan pertanyaan mendasar (mengumpulkan informasi)
Siswa menyimak video pada LCD terkait ‘Animal Adjective’
Siswa diberi pertanyaan tentang
What animal are there in the video?
What do they look like?
Siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan secara bergantian. (Mandiri) (Percaya Diri)
Guru mengaitkan video yang disimak dengan kehidupan sehari-hari siswa tentang apakah pernah melihat atau memiliki binatang yang memiliki ciri-ciri seperti binatang yang ada di video dalam kehidupan sehari-hari (Apersepsi)
Fase 2 Tahap mendesain perencanaan proyek/produk
Guru mengaitkan topik di video dengan proyek yang akan dibuat.
Guru menyampaikan proyek yang akan dibuat dipertemuan berikutnya meliputi:
Warna pada gambar: kesesuaian warna dengan kenyataan.
Kosakata: kata (kata sifat) yang digunakan bervariasi terkait cara mendeskripsikan binatang yang akan dibicarakan.
Tata Bahasa: menggunakan tata bahasa yang benar
Menyusun ulang kalimat acak pada LKPD
Siswa dibagi menjadi 4 – 5 kelompok untuk membuat proyek yang disepakati.
Guru memberikan LKPD untuk mengetahui apa yang akan dibuat baik disekolah ataupun melanjutkan diluar sekolah. (Bertanggungjawab)
Siswa diminta membaca petunjuk untuk menyiapkan alat dan bahan untuk menyelesaikan proyek, meliputi:
Pensil
Penghapus
Pensil warna
Fase 3 Menyusun jadwal
Secara berkelompok, siswa menyusun jadwal untuk membuat proyek meliputi:
Menyusun ulang kalimat acak sesuai gambar di LKPD.
Menyusun potongan gambar dan membuat kalimat menggunakan kata sifat sesuai tata bahasa yang benar
Guru memberikan deadline waktu sampai pertemuan selanjutnya untuk menyelesaikan proyek meliputi :
10 menit: menyusun potongan gambar yang diberikan
5 menit: menentukan tugas setiap anggota yang ada pada kelompok.
10 menit: membuat gambaran atau list kosakota untuk mendeskripsikan binatang yang menggunakan kata sifat
Fase 4 Tahap monitoring peserta didik dan kemajuan proyek
Siswa melakukan finishing terkait proyek yang dibuat sebelum dipresentasikan dan dikumpulkan. (Tanggungjawab)
Siswa diberikan waktu untuk berlatih agar saat menampilkan percakapannya lebih baik
Guru memantau proses pembuatan proyek.
Fase 5 Menguji hasil
Setiap kelompok memiliki satu perwakilan siswa untuk maju menyampaikan hasil proyek (Tanggung jawab)
Siswa menyimak kelompok lain mempresentasikan hasil proyeknya. (Peduli)
Fase 6Evaluasi pengalaman belajar
Siswa bersama guru melakukan evaluasi terhadap penyajian proyek dengan memberikan tanggapan, komentar, penegasan konsep.
Siswa bersama dengan guru memberikan apresiasi dan reward berupa sticker smile kepada siswa atas pencapaian belajar.
Refleksi Hasil dan dampak
Dampak dari aksi dan langkah- langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif dan dapat dilihat dari :
Penggunaan apersepsi melalui pertanyaan – pertanyaan yang kritis yang membangun jiwa kritis pada siswa sehingga siswa secara tidak langsung dituntun memberikan pendapat mereka sehingga menumbuhkan keaftifan pada siswa
Penggunaan media sangat membantu pemahaman siswa dalam pembelajaran, penerapan media berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) adalah suatu kerangka berpikir untuk mengintegrasikan teknologi yang sesuai dengan pedagogik untuk untuk menjelaskan suatu konten. TPACK dapat menjadi dasar pengembangan media pembelajaran yang efektif untuk mengajar suatu materi serta dapat membuat siswa lebih aktif.
Pemilihan Model pembelajaran dan juga kegiatan yang berpusat pada siswa sangat meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, bisa dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran siswa memberikan refleksi.
Melalui semua kegiatan terdapat hal yang belum efektif yaitu:
Teks bacaan yang masih belum sederhana bagi siswa sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memahami isi bacaan.
Terdapat kendala saat take video aksi 1 yang dimana terdapat kegiatan yang tidak terekam.
Secara keseluruhan proses kegiatan yang telah terjadi adalah
Mampu bekerja sama dengan baik saat berkelompok dan lebih mampu melakukan presentasi serta memberikan pendapat.