Jasa Pembuatan Id Card Satuan Kerja Semakin PD dengan Tanda Pengenal

Sudah dipastikan tidak asing lagi bahwa yang namanya tanda pengenal tersedia dalam beraneka ragam jenis dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Nah, bagaimana dengan fungsi id card berbahan dasar seperti ATM atau SIM ? Dapat dibilang kegunaan ID Card tersebut adalah untuk mengenali anda lebih mudah. Namun yang paling sering mengenakannya adalah tentu saja PNS, karyawan swasta atau panitia dari sebuah event. Hal ini dikarenakan pada umumnya id card ini digunakan untuk sebagai penanda pengenal. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa karyawan selalu memiliki tanda pengenal yang diberikan oleh pihak perusahaan.  Sebagai atribut yang wajib dipakai. Banyak percetakan yang menerima pembuatan id card dalam jumlah banyak tetapi ada juga yang jasa pembuatan id card satuan. Tentu saja memudahkan bagi yang tidak memesan dalam jumlah banyak.

Sebuah perusahaan yang hendak melakukan pembuatan id card harus memperhatikan kartu yang akan digunakan. Namun yang paling penting adalah desain dari benda tersebut. Desain id card yang baik untuk melengkapi tanda pengenal para karyawan harus mampu menvisualisasikan identitas perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan tentu saja memiliki visi dan misi yang ditargetkan untuk terus mengingatkan akan hal tersebut. Pastinya segala aspek dalam perusahaan dirancang sedemikian rupa sehingga terbentuk identitas yang khas. kami melayani  Jasa Pembuatan id card satuan juga membantu Anda jika ingin mencoba terlebih dahulu id card untuk karyawan Anda.

contoh id card magnet
contoh id card tempat kulit

contoh id card kota denpasar

Manfaat Id Card

Daftar Isi

Jasa Pembuatan id card satuan membantu para karyawan yang bekerja di suatu kantor akan terlihat sangat rapi dan lebih professional sehingga ada pengunjung khususnya klien dari perusahaan mereka yang akan memberi penilaian positif sejak kesan pertama. Berikut manfaat tali id card jika digunakan oleh karyawan:

  • Terlihat semakin formal dan keren karena seutas tali yang digantungkan di leher akan terlihat seperti dasi.
  • Model dan rupa tali yang seragam akan menghasilkan rasa kekeluargaan yang erat diantara semua karyawan.
  • Rasa percaya diri meningkat. Jasa Pembuatan id card satuan ini membantu Anda dalam meningkatkan kepercayaan diri secara tidak langsung.
  • Simple karena karyawan tidak perlu repot mengeluar-masukan tanda pengenal dari atau ke dalam saku. Jasa pembuatan id card satuan dapat memberikan kesan yang simple pada Anda.
  • Tali id card yang dipakai karyawan juga dapat memperkenalkan perusahaan kepada setiap orang yang melihatnya.

Nah jika Anda sedang mencari Jasa Pembuatan id card satuan, Anda dapat mengunjungi https://erinstitute.id/

WEBINAR, PENILAIAN K-13 BERBANTUAN GOOGLE FORM, SPREADSHEET DAN ANALISIS REALTIME

Jumat, 5 Juni 2020 | Pendidikan menjadi bagian penting dalam pengembangan sumber daya manusia.Sebagai sebuah proses, pendidikan menjadi satu kesatuan anatara perencanaan, pelaksanaan, dan penilian. Setiap komponen ini memegang peranan penting dalam menghasilkan lulusan yang berkompeten. Di era 4.0 ini, proses penilian sudah mengarah pada basis digital. Analisis data penilian tidak lagi manual, melainkan menggunakan perangkat-perangkat teknologi yang sudah berkembang pesat. Melakukan analisis manual menjadi momok bagi guru mengingat banyak komponen yang harus dianalisis. Efesiensi waktu menjadi alasan dikembangkan analisis penilaian dengan spreadsheet realtime.

Dokumentasi kegiatan

Melihat kondisi lapangan ini, maka dilakukan kembali webinar (seminar web) yang digagas oleh Pengawas SD Dikpora Kota Denpasar yang bekerja sama dengan ER Institute. Dengan mengambil tema Analisis Penilaian, diharapkan mampu mengatasi kendala guru dalam melakukan analisis penilaian. Pada webinar kali ini, narasumber I Made Mudiartana guru SD Negeri 12 Pemecutan menyajikan secaa apik bagaimana proses penilaian dilakukan. Diawali dengan paparan bahwa penilaian di SD berdasarkan kompetensi dasar yang ditetapkan pada silabus. Kompetensi dasar ini wajib diajarkan, dinilai, dan menyajikan dalam predikat dan deskripsi. “Tidak semua guru mengetahui bagaimana proses munculnya predikat dan deskripsi pada aplikasi raport yang digunakan, ungkapnya”.

Kepiawaian narusumber yang juga selaku pembuat aplikasi raport kurikulum 2013 ini membuat suasana webinar menggairahkan. Usai mengenalkan pemerolehan predikat, materi dilanjutkan dengan mengenalkan penggunaan google form. Di era pembelajaran online ini, guru dituntut mampu menyajikan soal berbantuan form. Form yang disajikan berbeda dari segi header. “Cara membuat header seperti ini dapat dibuat di microsoft word kemudian dicapture menggunakan aplikasi Lightshot, imbuhnya’’. Tidak hanya menyajikan header, disimulasikan pula bagaimana membuat soal di form. Disarankan menggunakan pilihan drop-down untuk nomor absen siswa dan nama agar memudahkan mengisi identitas siswa. Desain form yang digunakan adalah tematik, namun tetap mengukur kompetensi dasar masing-masing muatan pelajaran.

Dari googleform akan mendapatkan respon. Dilakukan uji coba pengisian form guru peserta webinar. Disajikan 25 soal pilihan ganda yang tediri dari 5 soal untuk tiap kompetensi dasar yang mewakili 5 muatan pelajaran. Hasil uji cobayang dilakukan peserta secara realtime tersaji dalam lembar analisis spreadsheet dengan kombinasi formula excel. “Ada perbedaan mendasar penggunaan spreadsheet dengan excel. Ketika ada respon yang masuk, maka pada spreadsheet akan membuat baris baru pada spreadsheet respon. Jika pada excel, dimana kita cantumkan rumus maka hasil akan muncul pada baris tersebut. Agar rumus ini dapat bergerak dinamis dan realtime perlu ditambahkan formula “array”, imbuh narasumber”

Antusias guru mengikuti webinar ini sangat tinggi. Jumlah peserta mencapai 100 orang yang tersebar dari berbagia daerah, tidak hanya dari Kota Denpasar, ada juga guru dari Badung, Klungkung, dan Karangasem. Gairah semakin terlihat ketika sesi pertanyaan dibuka oleh I Made Arjana yang juga selaku host. Pada termin pertama, pertanyaan disampaikan oleh Kadek Arta guru SD 9 Dauh Puri mengenai proses analisis pada hasil spreadsheet. Narasumber dengan lugas menyajikan dalam bentuk praktikum melalui share konten. Dijelaskan tahapan demi tahapan bagaimana menggunakan master analisis yang telah disiapkan narasumber. Perlu digars bawahi pengunaan nama siswa  menggunakan drop-down itu penting, sehingga data yang disajikan pada analisis dapat disajikan secara terurut.

Pertanyaan kedua dari Guru SD Negeri 17 Dauh Puri Mega Mayanti yang menanyakan apakah bisa mengimport soal dari ms.word ke googleform. “….. bisa, soal dapat diimport dari word, excel, powerpoint dengan sebelumnya menginstal pengaya (add-on) pada googleform. Pengaya yang dapat diinstal menggunakan form builder. Dengan form builder ini kita dapat memindahkan soal yang dibuat ke google form sehingga tidak perlu melakukan pengetikan ulang…”

Komang Nudina guru SD Negeri 27 Pemecutan membuka termin kedua menanyakan hasil analisis ini dapat diubah ke bentuk pdf dan dapat diedit nilai-nilai analisis tersebut jika diberikan kepada siswa. Menanggapi pertanyaan ini, narasumber menyarakan agar guru yang masih menggunakan office 2007 untuk move on ke office yang lebih canggih (2010, 2016, 2019). Banyak kendala di lapangan guru tidak mampu mengubah ke odf karena office yang digunakan tidak tersedia save as pdf. Terkait dengan siswa yang mengubah nilai, guru tidak perlu khawatir karena nilai asli sudah dipegang oleh guru. Pertanyaan Komang Nudina menggungah gairah Made Arjana (Pengawas SD) memberi masukan. Analisis memang sebenarnya untuk guru bukan untuk dibagikan kepada siswa. Analisis ini bertujuan agar guru mengetahui siswa yang perlu mendapatkan remedial ataupun pengayaan. Alternatif lain untuk mengubah file ke pdf dapat menggunakan aplikasi tambahan seperti pdf converter.

Tidak hanya berkaitan dengan analisis ketuntasan, peserta Pande Suardana guru SD Negeri 4 Ubung menanyakan tentang analisis validitas, daya beda dan tingkat kesukaraan tes yang dibuat. “… bisa, secara offline analisis validitas, reliabilitas, daya beda, pengecoh sudah tersedia. Namun pada analisis online hanya ditampilkan tentang ketuntasan saja pada hari ini. Jika menginginkan yang lengkap, secara offline sudah tersedia…’’.

Materi kali ini sangat membuat peserta antusias. Banyak guru mengharapkan agar disediakan tutorial pengunaan aplikasi analisis ini agar dapat dipelajari pelan-pelan. Tidak hanya Made Suba guru SD Negeri 22 Dauh Puri, peserta Erry Trisna pun menyampaikan harapan yang sama agar disediakan tutorial penggunaan aplikasi ini. Dari Raga Prajangga SD Negeri 5 Ubung menyampaikan agar melakukan sisran langsung ke youtube sehingga dapat diputar ulang oleh peserta. Tanggapan disampaikan oleh host siaran langsung youtube belum bisa dilakukan karena masih menggunkan aplikasi versi free. Ditambahkan pula jika kondisi sudah pulih (pandemic hilang) maka bisa dilakukan kegiatan tatap muka di korwil. Narasumber  selaku tim Guru Berbagi menambahkan kegiatan yang menggunakan zoom, cisco yang free belum bisa menyambungkan menjadi youtube live.  Tidak berhenti di situ, guru SD Negeri 24 Pemecutan Dewa Edwin menyetujui kalau pelatihan seperti ini dapat dilakukan secara berkesinambungan. Selain menggunakan youtube diharapkan pula menggunakan tutorial berbasis tulisan.

Di penghujung sesi akhir webinar yang dimulai pukul 09.00-11.00 wita, Gairah Ni Wayan Darti juga tidak kalah dari para peserta lain yang mengikuti webinar. Kepala SD Negeri 3 Peguyangan ini memberi masukan tentang munculnya kebosanan siswa dalam pembelajaran daring karena pembelajaran yang dilakukan tidak variatif (hasil survey KPAI). Anak-anak memang sudah mulai jenuh jika pembelajaran tidak variatif. Untuk meningkatkan kemampuan guru menghasilkan pembelajaran menarik, webinar berikutnya diharapkan dengan pola In-On-In. Mendengar argumentasi ini, pengintegrasian game dapat dilakukan pada google classroom dengan tampilan layar. Kegiatan ini akan kami coba pada pertemuan berikutnya sehingga kebutuhan guru ini dapat terpenuhi. Selain itu pengawas mohon dukungan kepada semua guru untuk mau berbagi pengetahuan guna meningkatkan kualitas guru sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berikan masukan materi apa yang memang diperlukan oleh guru, imbuhnya. Selaku guru, narasumber juga mengharapkan agar dibuat pelatihan minimal 32 jp. Tidak hanya mendapatkan materi baru, sertifikat/piagam dengan angka kredit 1 digunakan untuk kenaikan pangkat. Konsep diklat in-on-in sangat berguna untuk guru,….. saran Dewa Edwin.

Materi webinar unduh di sini

Video tutorial unduh di sini

Lomba Menulis Best Practice Guru Tahun 2020 oleh PPPPTK PKn dan IPS

Lomba Menulis Best Practice Guru Tahun 2020 oleh PPPPTK PKn dan IPS

Menegakkan nilai konstitusi tidak dapat diwujudkan hanya dengan bergantung pada lembaga negara saja. Di tengah adanya penurunan kesadaran masyarakat untuk mengamalkan nilai luhur Pancasila dan menegakkan konstitusi UUD 1945, maka pemerintah berkewajiban untuk membangun kesadaran warga sejak dini. Guna membumikan kesadaran berkonstitusi bagi seluruh warga negara Indonesia, maka pelibatan peran seluruh komponen menjadi penting. Lembaga pendidikan merupakan garda yang mampu membangun pemahaman ini bagi generasi bangsa. Dalam sistem pendidikan, guru merupakan ujung tombak, karena langsung memberi pengalaman kepada siswa. Dalam rangka mendorong aktualisasi nilai-nilai Pancasila, PPPPTK PKn dan IPS meyelenggarakan kegiatan Pancasila Goes to Mall. Terdapat beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, salah satunya adalah kegiatan Kuis Guru dan Siswa Berkarakter.Dalam kegiatan kuis tersebut terdapat 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: (1) Tahap penyisihan (melibatkan guru); (2) Tahap semifinal (melibatkan guru dan siswa); (3) Tahap Grand Final (melibatkan guru dan siswa).

Pada tahap penyisihan, kami membuka kesempatan kepada Bapak dan Ibu guru untuk mengikuti tahap penyisihan dengan kegiatan Penulisan Best Practice Guru Tahun 2020 yang bertujuan untuk menyeleksi calon peserta Pancasila Goes to Mall dan mengapresiasi praktik terbaik (best practice) guru dalam mengembangkan karakter peserta didik. Pendaftaran calon peserta dibuka mulai tanggal 6 s.d. 13 Juni 2020. Tema kegiatan ini adalah “Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Praktik Terbaik Guru Sebagai Inspirasi Dalam Menghadapi Masa Normal Baru” dengan beberapa subtema sebagai berikut:

  1. Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pembelajaran Di Kelas (Kode PGM 001/2020)
  2. Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler (Kode PGM 002/2020
  3. Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Budaya Sekolah (Kode PGM 003/2020)
  4. Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Kemitraan Dengan Keluarga, Masyarakat, dan Instansi Pemerintah atau Swasta (Kode PGM 004/2020)

A.      KETENTUAN UMUM

  1. Kegiatan ini terbuka bagi Guru dari seluruh Indonesia.
  2. Pendaftar adalah Guru kelas jenjang SD/MI atau Guru mapel PPKn dan IPS yang berada pada jenjang SMP/MTs, SMA/MA, atau SMK/MAK.
  3. Pendaftar wajib memiliki NUPTK.
  4. Pendaftar bertempat tinggal di wilayah NKRI.

B.       KETENTUAN KHUSUS

  1. Pendaftar wajib memilih salah satu subtema di bawah ini:

a.      Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Peserta Didik Melalui Pembelajaran di Kelas

Subtema ini mendeskripsikan upaya-upaya kreatif yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran PPKn atau IPS atau tematik SD dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila yang dapat menginspirasi guru-guru lain untuk melakukan kegiatan sejenis.

b.      Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Peserta Didik Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Subtema ini mendeskripsikan upaya-upaya kreatif yang telah dilakukan guru dalam menumbuhkembangkan karakter mulia pada diri peserta didik dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

c.      Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Peserta Didik Melalui Budaya Sekolah

Subtema ini mendeskripsikan upaya-upaya kreatif yang telah dilakukan guru dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila pada peserta didik melalui pembiasaan perilaku positif, tradisi positif, dan unsur-unsur budaya sekolah lainnya di lingkungan sekolah selain kegiatan pembelajaran di kelas dan kegiatan ekstrakurikuler.

d.     Praktik Terbaik Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Peserta Didik Melalui Kemitraan dengan Keluarga dan/Masyarakat

Subtema ini mendeskripsikan upaya-upaya kreatif yang telah dilakukan guru dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila pada peserta didik melalui kegiatan yang melibatkan pihak-pihak lain yang menjadi mitra sekolah seperti keluarga, masyarakat, instansi pemerintah atau swasta, dan sejenisnya.

  1. Pendaftar wajib mengisi biodata dan mengirimkan 1 (satu) naskah Best Practice dengan format KTI.
  2. Pendaftaran, pengiriman naskah Best Practice beserta Surat Pernyataan Keaslian Karya dibuka mulai tanggal 6 s.d. 13 Juni 2020 melalui tautan http://ringkas.kemdikbud.go.id/qt858i dan dapat juga dikirim melalui alamat email: bangprofptkpknips@gmail.com
  3. Naskah Best Practice dikirim dalam bentuk file dengan format PDF.
  4. File naskah Best Practice wajib diberi nama dengan ketentuan sebagai berikut:

Nama_Pengirim_Asal_Sekolah_Kab/Kota_Prov_PGMKTI

Contoh: Adi_Nugroho_SD_Blimbing_1_Kota Malang_Jawa Timur_PGMKTI

  1. Naskah Best Practice merupakan asli hasil karya sendiri, bukan karya orang lain, belum pernah memperoleh predikat juara I, II, atau II pada lomba lain sejenis, tidak sedang diikutkan pada lomba KTI/ Best Practice lain, dan belum pernah dipublikasikan.
  2. Naskah Best Practice harus memenuhi sistematika penulisan yang ditetapkan panitia.
  3. Sistematika dan Template penulisan naskah Best Practice (terlampir)
  4. Hasil seleksi naskah Best Practice akan diumumkan pada tanggal 18 Juni 2020 pukul 10.00 WIB melalui laman https://p4tkpknips.kemdikbud.go.id/informasi/pengumuman
  5. Para peserta yang lolos akan memperoleh sertifikat penghargaan dan diberi kesempatan untuk mendiseminasikan Best Practice mereka melalui webinar. Webinar direncanakan diadakan pada tanggal 22 s.d. 24 Juni 2020.
  6. Hal-hal teknis tentang ketentuan lomba dapat ditanyakan ke narahubung: Prayogo Kusumaryoko (081237132044) dan Nurrollich El Kasfy (08567393756).
  7. Anggaran kegiatan ini dibebankan pada DIPA PPPPTK PKn dan IPS Tahun 2020.

SISTEMATIKA PENULISAN NASKAH KTI

Sistematika Naskah

Naskah Best Practice wajib mengikuti sistematika berikut ini:

1. Bagian Awal naskah Best Practice

Bagian Awal naskah Best Practice terdiri dari:

Bagian Isi naskah Best Practice terdiri dari:

Bagian Akhir naskah Best Practice terdiri dari:

Penulisan Daftar Pustaka menggunakan format APA 6th atau 7th.

5. Jumlah halaman naskah lomba berkisar antara 23-40 halaman, tidak termasuk lampiran.

6. Proporsi jumlah halaman naskah lomba adalah: bagian awal (5-10 halaman), bagian isi (15-25 halaman), dan bagian akhir (3-5 halaman)

7. Naskah lomba diketik rapi di atas kertas berukuran A4 dengan spasi 1,5 dan huruf Arial 12.

8. Batas tepi/margin adalah kiri 3 cm, kanan 2,5 cm, atas 3 cm, dan bawah 3 cm.

9. Ukuran tabel dan gambar disesuaikan dengan kebutuhan.

TEMPLATE SISTEMATIKA NASKAH LOMBA KTI


BIODATA PENDAFTAR ( Format Lampiran Biodata )


Download Pengumuman

Lahirnya Pancasila

Sumber Artiketel : https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila

Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan”) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.

Dan sejak tahun 2017, tanggal 1 Juni resmi menjadi hari libur nasional untuk memperingati hari “Lahirnya Pancasila” .

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Gedung Chuo Sangi In di Jakarta yang digunakan sebagai gedung Volksraad pada tahun 1925.

Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan” atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan tambahan “Indonesia”).

Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: “Perwakilan Rakyat”).

Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya “Pancasila“. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai.

Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. SoekarnoMohammad Hatta, Mr. AA MaramisAbikoesno TjokrosoejosoAbdul Kahar MuzakirAgus SalimAchmad SoebardjoWahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945[1]

Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila”.

”Bila kita pelajari dan selidiki sungguh-sungguh “Lahirnya Pancasila” ini, akan ternyata bahwa ini adalah suatu Demokratisch Beginsel, suatu Beginsel yang menjadi dasar Negara kita, yang menjadi Rechtsideologie Negara kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya secara spontan, meskipun sidang ada dibawah penilikan yang keras dari Pemerintah Balatentara Jepang. Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin dikekang-kekang! Selama Fascisme Jepang berkuasa dinegeri kita, Demokratisch Idee tersebut tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya teguh-teguh dan senantiasa dicarikannya jalan untuk mewujudkannya. Mudah-mudahan ”Lahirnya Pancasila” ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa dan bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan Kemerdekaan Negara.”