Kreativitas seorang guru sangat diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang merdeka belajar. Terlebih dimasa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Berbagai media harus kita optimalkan untuk membantu proses pembelajaran agar apa yang diharapkan bisa maksimal.
Rancangan tindakan ini dibuat untuk membuat pembelajaran yang mencerminkan pembelajaran Ki Hajar Dewantara yang menggunakan semboyan ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
Tujuan dibuatnya rancangan tindakan untuk aksi nyata ini adalah untuk menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam sistem pendidikan disekolah saya. Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran yang bebas belajar, merdeka belajar.
Sehingga, hasil yang diharapkan bisa tercapai. Hasil yang dimaksud adalah nilai anak-anak meningkat dan budi pekerti anak-anak bisa berubah, serta cara belajar anak-anak yang dulunya acuh terhadap pembelajaran dikelas menjadi aktif.
Tolok ukur keaktifan Pembelajaran diakatakan berjalan dengan baik akan terlihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya diam dimeja dan hanya mendengarkan, tetapi ikut aktif. Selain itu juga terlihat dalam nilai siswa yang meningkat.
Seperti apa pembelajaran yang menumbuhkan kreativitas?
Tindakan aksi nyata pembelajaran yang menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri 6 Panjer, yaitu pada Tema 4 (globalisasi) subtema 1 pembelajaran ke-2.
Adapun tahapan kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan kreativitas disajikan sebagai berikut.
Sebelum memulai kegiatan siswa diumumkan agar siap-siap menggunakan aplikasi zoom untuk pembelajaran melalui grup whatsapp.
Guru membagi video pembelajaran tentang reklame. Sebelum memulai zoom siswa diminta menyimak video tersebut
Guru memulai pertemuan dengan siswa melalui aplikasi zoom.
Guru mengucapkan salam kepada siswa dan memberikan motivasi agar tetap semangat belajar.
Melakukan absensi siswa
Melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk pencegahan virus Covid-19. Serta memberitahu siswa agar melaksanakannya.
Siswa melakukan tanya jawab tentang reklame sesuai dengan video yang sudah dibagi kepada siswa.
Jawaban siswa dikumpulkan dan diminta siswa menyimpulkan hasil diskusi.
Guru membacakan kembali simpulan hasil diskusi yang dibuat siswa.
Guru menjelaskan permianan yang akan dilakukan. Permainan yang akan dilakukan adalah kompetisi membuat reklame tentang Virus Covid-19. Masing-masing siswa membuat sebuah reklame yang berhubungan dengan virus covid-19.
Setelah selesai reklame yang dibuat siswa agar dipersentasikan dan siswa yang lain memberikan nilai. Nilai akan direkap dan yang mengumpulkan nilai paling banyak akan menjadi pemenang.
Bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran.
Dukungan Dukungan yang saya butuhkan adalah semangat dari siswa untuk belajar di masa pandemi ini. Selain itu, adalah dari orang tua siswa yang membantu anak-anak dalam zoom meeting. Sebagai lembaga pendidikan, dukungan dari kepala sekolah dan teman-teman guru di sekolah serta calon guru penggerak sangat diperlukan
Penulis: I Gusti Ngurah Lanang Aryanatha, S.Pd CGP Kota Denpasar
Tulisan ini merupakan deskripsi aksi nyata kegiatan calon guru pengerak yaitu: Menjadi Wirausaha Cilik “Bazar Kuliner Nusantara Melalui Instagram”
Latar belakang Wirausaha Cilik
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnyakodrat itu.” Berbekal filosofi Ki Hajar inilah seorang guru mulai tergerak, bergerak, dan menggerakkan roda pendidikan di masa penuh tantangan.
Kegiatan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 membuat guru harus selalu berbenah diri, inovatif, dan kreatif menciptakan pembelajaran yang bahagia dan bermakna bagi anak. Memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik di masa ini memang bukan hal yang mudah.
Membangkitkan gairah belajar anak tak sekadar memberikan tugas mengerjakan buku paket maupun LKS. Belajar yang bermakna sepatutnya diikuti dengan karya dan aksi nyata anak. Aksi-aksi nyata berupa pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan tetap menuntun anak dengan nilai- nilai kemanusiaan dan budi pekerti. Karya adalah bukti nyata bahwa anak telah melewati proses belajar yang bermakna.
Wirausaha menjadi sebuah kegiatan kreatif yang mampu menuntun sang anak untuk mengolah cipta, rasa, dan karsa sehingga melahirkan sebuah karya berbudaya. Kegiatan berwirausaha juga akan membangkitkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab bagi diri anak. Jiwa kepemimpinan nantinya menjadi bekal mereka untuk lebih tangguh menghadapi segala tantangan zaman.
Salah satu kegiatan wirausaha yang mampu membangkitkan rasa persatuan dalam keberagaman dalam diri siswa adalah membangkitkan kuliner khas nusantara. Siswa di tengah pandemi masih bisa merasakan betapa beragamnya kuliner daerah dengan jalan menciptakan kuliner tersebut bersama keluarga, kemudian belajar untuk mempromosikan dan menjualnya secara online. Kegiatan ini dirancang dengan jalan mengadakan “Bazar Kuliner Nusantara melalui Instagram”.
Adapun tujuan dari kegiatan wirausaha cilik adalah agar anak memperoleh baragam nilai karakter sepanjang mereka berproses.
Pertama, anak diharapkan mencintai makanan khas nusantara dan ikut serta dalam upaya melestarikan warisan makanan nenek moyang bangsa kita.
Kedua, anak memiliki kemampuan bergotong royong bersama keluarga untuk menghasilkan produk makanan tradisional yang berkualitas.
Ketiga, seorang anak akan tertantang untuk menggali ide wirausaha secara kritis dengan menemukan di berbagai sumber.
Keempat, penemuan ide akan menuntun anak untuk berkreasi dan berinovasi, sehingga menghasilkan produk yang berbeda dari yang telah ada.
Kelima, anak akan belajar untuk mandiri mengatur dan mengelola keuangan.
Keenam, anak juga akan mengamalkan nilai-nilai kejujuran, kesabaran, kesopanan, dan rasa syukur saat melakukan kegiatan jual beli.
Selain tujuan di atas, kegiatan kewirausahaan juga dapat mencapai hasil belajar secara holistik di setiap mata pelajaran yang terintegrasi dalam pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran PPKn siswa diharapkan mampu mencapai tujuan di atas.
Pembelajaran IPS siswa mampu melakukan kegiatan usaha mikro dan melakukan kegiatan ekonomi yang berdampak bagi diri sendiri dan banyak orang. Pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa diharapkan mampu mempromosikan produknya dengan bahasa yang santun, menarik, memikat, dan sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Terakhir, dengan mengunggah foto yang menarik dan bahasa iklan yang memikat, siswa mampu mempraktikkan secara langsung pembuatan iklan dalam pembelajaran SBDP.
Aksi Nyata Wirausaha Cilik
Wirausaha menjadi kegiatan pembelajaran yang sangat menarik, berguna, dan sangat kontekstual bagi pribadi seorang anak. Wirausaha bukan hanya sebuah profesi berdagang, tapi sebuah skill yang mampu mengantarkan anak untuk bisa berkembang di era 4.0.
BAZAR KULINER NUSANTARA MELALUI INSTAGRAM
Kegiatan berwirausaha bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan keberanian anak dalam berinovasi secara merdeka. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengimplementasikan aksi nyata “Bazar Kuliner Nusantara melalui Instagram” adalah sebagai berikut.
Guru menayangkan video proses wirausaha local kekinian yang inspiratif melalui zoom
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa mengenai kegiatan wirausaha, seperti kuliner nusantara apa yang disukai siswa, di mana mereka suka membeli kuliner tersebut, adakah kuliner nusantara kekinian yang mereka jumpai atau mereka jumpai di swalayan/ mall?
Siswa dituntun untuk memikirkan ide secara kritis untuk menemukan usaha apa yang tepat untuk mereka jalankan
Siswa mengemukakan buah pemikirannya kepada teman dan guru
Siswa melakukan aksi nyata dan praktik baik bersama keluarga atau orang terdekat dengan membuat produk kuliner nusantara
Siswa memposting hasil karya mereka ke instagram dengan mencantumkan keterangan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, santun, menarik, dan memikat, sehingga masyarakat di media social tertarik untuk mencoba dan membeli
Dalam keterangan produk, siswa juga menjelaskan kandungan nutrisi atau manfaat kesehatan dari produk yang mereka pasarkan
Siswa melakukan transaksi jual beli dengan pendampingan orang tua dan tetap menjaga protokol kesehatan
Siswa dan guru melakukan refleksi setelah kegiatan bazar usai untuk mengetahui hal-hal baik yang mereka terima saat berwirausaha, menceritakan tantangan yang mereka hadapi, dan menyampaikan perbaikan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Guru memberikan apresiasi terhadap perjuangan siswa secara adil dan bermakna
Hasil Bazar Kuliner Nusantara melalui Instagram
Kegiatan kewirausahaan cilik ini berproses selama tiga minggu. Diawali dengan langkah merencanakan aksi nyata, menyampaikan perencanaan belajar kepada orang tua dan siswa melalui WA group, mengadakan pertemuan melalui zoom meeting I, yang diikuti oleh 47 siswa kelas VIC untuk membuat kesepakatan belajar.
Dalam pertemuan zoom tersebut, guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai kuliner nusantara yang masih eksis dan bertahan di era 4.0. Siswa kemudian dituntun untuk menyaksikan video inspiratif wirausaha local kekinian “Raja Cendol: Waktu Tak Pernah Berjalan Mundur, Hidup adalah Tentang Maju”. Usai menonton tayangan tersebut, siswa diberikan kesempatan untuk berefleksi, mengemukakan pendapatnya tentang sikap yang harus dimiliki seorang wirausaha dalam membangkitkan kuliner khas nusantara agar mampu bertahan di setiap zaman.
Di akhir pertemuan zoom, siswa diminta memikirkan kuliner daerah yang akan dibuat dan dijual siswa secara online. Kegiatan berpikir kritis ini dilakukan bersama orang tua atau orang terdekat di rumah dan dipertemuan berikutnya siswa telah siap dengan alasan- alasan mereka membuat dan mengangkat kuliner nusantara tersebut sebagai produk wirausahanya.
Tibalah siswa di pertemuan zoom meeting II, setiap anak diberikan kesempatan untuk menyampaikan setiap ide dan alasan mereka secara merdeka mengangkat kuliner nusantara pilihannya. Siswa dan guru membuat kesepakatan kembali target pembuatan produk selama 5 hari dan setiap proses didokumentasikan dengan terperinci.
Saat hari ke lima tiba, guru kembali mengadakan zoom meeting III untuk merefleksi kendala- kendala yang mereka hadapi selama proses pembuatan produk kuliner. Siswa diberikan kemerdekaan mencurahkan kesulitannya, diskusi bersama teman untuk menemukan jalan keluar, serta menceritakan hal baik yang mereka rasakan selama proses pembelajaran itu berlangsung di rumah.
Sebagian besar siswa mengaku tidak mengalami kesulitan saat berproses karena didukung penuh oleh orang tua, terutama ibu mereka. Mereka juga mengaku tugas ini sebuah tantangan yang sangat menarik, merasakan belajar yang seru, membuat kebiasaan baru bersama orang tua di rumah, serta menjalin kedekatan dengan keluarga dalam menuntaskan tugas belajar.
Namun, ada beberapa siswa yang mengalami kendala karena tidak dapat menuntaskan tugas secara tepat waktu. Hal ini dikarenakan kesibukan orang tua bekerja serta adanya kegiatan keagamaan atau adat saat pembelajaran ini berlangsung. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru memberikan kelonggaran waktu kepada siswa untuk tetap berkarya sesuai dengan kemampuan mereka bersama keluarga.
Dalam kegiatan belajar wirausaha ini, dorongan dan motivasi tidak hanya tampak diberikan guru kepada siswa, melainkan siswa satu dan lainnya juga saling mensupport, mendukung, dan memberikan semangat. Orang tua dalam tiap prosesnya juga berusaha memberikan kontribusi positif kepada tugas-tugas anak yang ditunjukkan dalam respon-respon positif orang tua di WA group belajar.
Selain melakukan refleksi, dalam pertemuan zoom meeting III siswa juga menyimak beberapa contoh foto dan bahasa iklan yang efektif dalam mempromosikan kuliner nusantara di Instagram. Siswa kembali diberikan waktu selama 5 hari melakukan aksi nyata mempromosikan kuliner khas nusantara di akun Instagram pribadi, kelas, dan instagram milik guru.
KULINER NUSANTARA KARYA DIDI DAN MAMA
Promosi dilakukan dengan memposting atau mengunggah foto dan video menarik produk kuliner nusantara yang dijelaskan pula dengan kalimat iklan persuasif yang santun, efektif, dan menarik. Siswa dalam kurun waktu lima hari tersebut juga dapat melakukan transaksi seizin orang tua, baik melalui aplikasi Gojek, Grab, atau diantar langsung.
Setelah lima hari proses promosi produk berakhir, siswa kembali mengadakan zoom meeting IV untuk menceritakan sejauh mana respon masyarakat Instagram tertarik terhadap produk mereka. Respon-respon tersebut ditunjukkan dari komentar, apresiasi, dan pemesanan yang muncul dalam kolom komentar.
Sebagian besar siswa menceritakan dengan riang bahwa mereka telah menerima pesanan dari usaha yang mereka lakukan. Namun, ada beberapa siswa yang belum mendapatkan pesanan. Mengatasi ketimpangan ini, guru berusaha memberikan semangat dan dukungan agar siswa tidak menyerah begitu saja.
Setiap perjuangan dan proses yang dilalui anak adalah sesuatu yang berharga dan mulia. Semua patut mendapatkan apresiasi. Pada pertemuan ini guru memberikan kesempatan kepada siswa selama empat hari untuk tetap berpromosi sambil merekap seluruh modal usaha, keuntungan, bahkan kerugian yang dialami dalam berwirausaha.
AKSI NYATA COK DE WIRAUSAHA CILIK
Siswa diminta untuk memaparkan secara jujur di pertemuan berikutnya tanpa harus malu ataupun minder. Siswa juga diberikan pengertian untuk mengelola keuntungan secara bijaksana. Dengan cara, menggunakan keuntungan untuk hal-hal penting dan bermanfaat, serta menyisihkannya untuk misi kemanusiaan.
Zoom meeting V menjadi akhir perjuangan anak-anak dalam misi Bazar Kuliner Nusantara melalui Instagram. Di pertemuan ini siswa memaparkan modal, keuntungan, serta kerugian mereka melalui kolom chat. Siswa juga menceritakan aksi kemanusiaan yang sudah mereka lakukan dari laba yang diperoleh.
Ada anak yang menggunakan labanya untuk membeli masker dan dibagikan kepada para tetangga. Adapula siswa yang membelikan bingkisan kecil untuk ibu yang telah membantunya memasak, adapula yang dipakai berdana punia di pura.
Di akhir pembelajaran ini siswa mengaku sangat bahagia mengikuti setiap proses berwirausaha meskipun tidak semua anak merasakan keuntungan dari dagangan yang di jual. Akan tetapi, pengalaman yang mereka rasakan adalah perjuangan yang menjadi kenangan indah bersama.
Pembelajaran yang diperoleh dari wirausaha cilik
Segala sesuatu yang telah direncanakan tentu dalam pengimplementasiannya tidak berjalan sempurna. Ada keberhasilan, ada hambatan, bahkan kegagalan. Ketiga hal tersebut merupakan pengalaman yang dapat menyempurnakan pembelajaran agar lebih bermakna. Tercapainya keberhasilan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
Siswa berhasil melestarikan kuliner nusantara dan mengemasnya menjadi makanan kekinian yang dijual online melalui Instagram
Siswa memiliki kemampuan bergotong royong bersama keluarga untuk menghasilkan produk makanan tradisional yang berkualitas.
Siswa mampu mempromosikan produknya dengan gambar yang menarik dan bahasa pemasaran yang efektif, persuasif, dan santun
Siswa menjadi pribadi yang mandiri mengelola sosial media dengan bijaksana, bermanfaat, dan bertanggungjawab.
Siswa belajar kejujuran, kesabaran, dan nilai kemanusiaan dari proses dan hasil berjualan
Siswa berhasil menjadi pemimpin kegiatan usaha mikro yang berdampak bagi diri sendiri dan banyak orang
Respon dan semangat orang tua dalam membantu sang anak selama proses mereka berkarya, hingga mempromosikan di akun social medianya.
Ada beberapa hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran ini, diantaranya:
Kegiatan zoom meeting tidak sepenuhnya bisa diikuti oleh seluruh siswa dikarenakan kendala sinyal ataupun kesibukan siswa bersama keluarganya.
Keterbatasan siswa dalam mengirimkan produknya ke konsumen karena dampak pandemic covid 19
Ketidaktepatan waktu pengumpulan tugas karena kondisi dan kesibukan orang tua yang harus dimaklumi
Dibalik keberhasilan, ada beberapa kegagalan dalam proses pembelajaran bazar kuliner nusantara melalui Instagram, diantaranya.
Ketidakberhasilan guru dalam membeli dan mencoba kuliner seluruh siswa karena banyak siswa sejumlah 47 anak, sehingga prinsip keadilan kurang terimplementasi dengan baik.
Kurangnya pengawasan guru dalam menyaksikan siswa berproses karena segala kegiatan dilakukan secara daring
Sulitnya memberi motivasi dari hati ke hati kepada peserta didik karena pelaksanaan dilakukan secara daring
Rambut sering dijuluki sebagai mahkota, baik bagi pria maupun wanita. Rambut memiliki peranan yang sangat penting bagi kepala. Tidak hanya melindungi kepala dari sengatan sinar matahari, namun di era kekinian, rambut adalah ‘perhiasan’ yang berharga.
Memiliki rambut yang sehat adalah dambaan setiap orang. Rambut sehat dicirikan berupa tebal, berwarna/hitam, berkilau, sehat, mudah diatur, dan tentunya tidak mudah rontok. Tak seorangpun mau kehilangan rambut yang tanpa sebab-kerontokan. Rambut yang semakin rontok dapat mengurangi rasa percaya diri.
Bagi kebanyakan orang –wanita, rambut yang sehat memberikan daya pesona tersendiri bagi pemiliknya. Tidak sedikit wanita ataupun pria yang menimbulkan rasa kagum hanya karena keindahan rambutnya.
Perlu disadari bahwa berbagai faktor dapat memengaruhi kondisi rambut, seperti: faktor usia lanjut, depresi, berkurangnya aktivitas kelenjar minyak yang ada di kulit kepala, gangguan hormon, pengaruh kosmetika, efek terkena sinar matahari terus-menerus, maupun kurangnya asupan makanan bergizi untuk pertumbuhan rambut. Untuk memiliki rambut yang sehat, tentunya dibutuhkan perawatan.
Mengenal hair shedding
Lumi clinic memberi jawaban untuk menjaga kesehatan rambut anda. Berbagai masalah rambut yang sering dialami yaitu: Kerontokan.
Kenapa terjadi kerontokan rambut? Kerontokan rambut dapat disebabkan oleh berbagai hal. Secara umum, kerontokan ada yang bersifat temporer dan juga progresif, artinya semakin hari kerontokan akan semakin berat.
Keadaan yang bersifat temporer, misalnya adanya infeksi (jamur, virus), setelah melahirkan, manipulasi rambut dengan bahan kimia ataupun panas tinggi, stress, termasuk juga ketombe, biasanya akan dapat kembali setelah diobati. Yang biasanya sering membutuhkan bantuan yang konsisten adalah kelainan yang terpaut genetik, yaitu alopecia adrogenika. Tidak hanya laki-laki yang dapat mengalami alopecia adrogenika, pun wanita dapat mengalaminya.
Sebelum treatmen atau bertemu dermatologis, perlu diketahui istilah “hair shedding”. Hair shedding biasanya biasanya terjadi karena rambut masuk ke dalam fase istirahat (lepasnya) rambut, yaitu fase telogen. Secara normal, rambut dapat lepas sebanyak 50-100 helai per hari.
Namun, jika tubuh lepasnya lebih banyak disebut sebagai telogen effluvium, dan ada kemungkinan saat itu tubuh sedang mengalami stressor berikut: berat badan turun lebih dari 20 kg; melahirkan; mengalami stres psikis; demam tinggi; menjalani prosedur operasi; sakit; dan penghentian pil kontrasepsi.
Saat tubuh sudah mulai menyesuaikan, biasanya kerontokan rambut akan berhenti. Hair loss berbeda dengan hair shedding. Hair loss diartikan sebagai fase pertumbuhan (fase anagen) rambut terhenti karena berbagai sebab. Hal ini disebut sebagai anagen effluvium.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan anagen effluvium adalah: Genetic; sistem imun yang hiperreaktif; pengobatan, misalnya chemorherapy; hair style yang menarik rambut; produk rambut berbahaya; dan kelainan menarik rambut (trikotilomania).
Dalam keadaan telogen effluvium ringan, dengan perawatan rambut yang baik, akan membantu mengurangi keluhan. Namun jika telogen effluvium lebih berat dan juga keadaan anagen effluvium, biasanya diperlukan mencari penyebab dan penanganan lebih lanjut.
Ragam treatment perawatan rambut di Lumi Clinic
Lalu, treatmen apa saja yang tersedia di Lumi Clinic?
Pertama, Red Light Therapy adalah treatment yang menggunakan sinar infrared yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan rambut. Treatment ini dapat meningkatkan aliran darah di sekitar folikel rambut, memberikan oksigen serta nutrisi ke area folikel rambut, sehingga diharapkan dapat mengurangi kerontokan rambut, mencegah kebotakan, dan bahkan membantu pertumbuhan rambut baru.
Treatment ini memerlukan waktu sekitar 30 menit dan tanpa down time setelahnya. Untuk hasil yang maksimal, dapat dilakukan kombinasi treatment dengan obat dan prosedur lainnya.
Kedua, Alopecia injection adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi kebotakkan rambut. Cara kerjanya adalah dengan menekan sistem imun yang sangat aktif merusak folikel rambut. Biasanya diperlukan beberapa kali sesi treatment, dan untuk hasil yang maksimal, sebaiknya dibarengi dengan pilihan terapi rambut lainnya.
Ketiga, Meso Hair. Treatment ini bertujuan menghantarkan obat ke dalam kulit melalui celah-celah perlukaan kecil yang dibuat di permukaan kulit. Walaupun terbentuk perlukaan, treatment ini sangat nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Tujuan dilakukan meso hair adalah untuk mengembalikan dan meningkatkan mikrosirkulasi darah di kulit kepala, memberikan nutrisi, mengurangi kecepatan rontoknya rambut, mencegah mengecilnya folikel rambut, dan merangsang pertumbuhan rambut.
Nah, itu tadi beberapa treatment yang bis didapatkan di Lumi Clinic. Pastikan kamu memilih treatment yang tepat untuk keadaan rambut u dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dermatologis kami. Untuk info lebih lanjut, hubungi Lumi Clinic Jl Teuku umar no 185 Denpasar Bali 80113, Hp. 0811-3892-185 atau kunjungi website kami di www.lumiclinic.com. Stay safe & healthy!
Pada tulisan ini memaparkan tentang bagaimana pembelajaran berdasarkan filosofis KHD secara efektif dan efesien di SD Taman Rama Denpasar di tengah situasi pandemi Covid-19.
Pendahuluan
Pendidikan dari waktu ke waktu menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Pendidikan baik secara formal maupun non formal memiliki peran penting. Karena itu, pendidikan selalu diupayakan dan menjadi skala prioritas dalam meningkatkan sumber daya manusia menjadi berkualitas dan mampu berperan aktif dalam pembangunan.
Walaupun proses belajar mengajar dengan bertatap muka secara langsung tu dianggap paling efektif, namun menghadapi situasi saat ini yang mana di suatu pihak kita harus menjalankan himbauan untuk menjaga jarak guna mencegah persebaran virus corona. Di lain pihak, proses belajar mengajar harus tetap berjalan akan tetapi kita tidak bisa belajar dengan bertatap muka secara langsung. Segala upaya dilakukan supaya proses pendidikan tetap berlangsung di situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini. Kita tidak bisa bertatap muka langsung dengan siswa di kelas.
Dalam keadaan seperti ini kita wajib bersyukur karena kita masih bisa menjalankan proses belajar mengajar dengan dukungan IPTEK yang semakin canggih. Dengan belajar melalui internet kita masih bisa mengajar sambil melihat wajah anak didik kita walaupun hanya di dunia Maya.
Disinilah para guru dituntut selalu bisa mengoptiimalkan prooses belajar mengajar agar tetap mewujudkan kompetensi-kompetensi dalam Kurikulum 13 seperti sikap spiritual , sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Dalam profil Pelajar Pancasila siswa diharapkan memiliki 6 kompetensi dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila seperti : Beriman , Mandiri, Kebhinekaan Global, Kreatif, Bernalar Kritis dan Bergotong Royong.
Dalam situasi Covid- 19 sekolah kami dengan sigap mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan agar pelaksanaan pembelajaran tidak terhambat dan tetap bisa berjalan secara efektif dan bermakna bagi siswa.
Pembahasan
Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, karena ditangan gurulah generasi penerus bangsa ini akan dilahirkan. Oleh karena itu guru mempunyai tanggung jawab yang besar akan keberhasilan anak didiknya.
Suasana Pendidikan di negeri tercinta Indonesia saat ini telah mengalami perubahan besar. Semua sekolah di seluruh pelosok tanah air untuk sementara dilarang untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
Semua guru mendapat tantangan yang cukup berat karena harus melakukan pembelajran jarak jauh ( PJJ) yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
Melihat situasi seperti ini guru harus siap siaga dan tetap semangat dan bisa melakukan pembelajaran yang efektip dan berpihak pada siswa. Guru harus bisa menumbuhkan nilai karakter pada siswa. Karakter yang dimaksudkan adalah profil pelajar Pancasila.
Beberapa aksi nyata yang dapat dilakukan selama pandemi covid–19 di SD Taman Rama. Pembelajaran yang efektif walaupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena didukung dengan fasilitas yang sangat memadai dari pihak sekolah dan Yayasan.
Langkah Aksi Nyata Filosofis Ki Hajar Dewantara
Pertama, Bersama Kepala sekolah, guru membuat kesepakatan untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ) dengan daring/sinkron dengan melakukan meeting Bersama ( dengan tetap memperhatikan protocol Kesehatan.
Kedua, berdasarkan hasil meeting akhirnya disepakati untuk membuat jadwal pembelajaran secara online.
Ketiga, membuat kesepakatan dengan orang tua dengan mengirim circuler melalui group wa orang tua.
Keempat, pihak Yayasan membuat keputusan agar semua guru dan karyawan tetap masuk kantor dengan catatan Yayasan tetap mempersiapkan segala sarana dan prasarana berkaitan dengan protocol Kesehatan
Kelima, pihak Yayasan telah mempersiapkan segala fasilitas seperti :
Keenam, Mengacu pada jadwal yang dibuat maka Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ ) yang akan dilaksanakan di SD Taman Rama Denpasar adalah: Daring ( dalam jaringan) sincron ( dengan aplikasi zoom ) Luring ( luar jaringan) asinkron dengan GC ( google Classroom) dan ( TVRI. Radio dan tutorial )
Aksi nyata Filosofis Ki Hajar Dewantara di SD Taman Rama
Pertama, Beriman : dengan membiasakan berdoa sebelum memulai kegiatan.
Kedua, Menanamkan rasa Nasionalisme dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Ketiga, Mengajak anak untuk bergotong- royong, kerja sama dan berkolaborasi dengan diskusi kelompok di breakout room
Keempat, Melatih anak untuk mandiri dan bisa shere screen saat zoom mempresentasikan hasil diskusi.
Kelima, Merancang pembelajaran yang menyenangkan dengan menyanyikan sebuah lagu rasa- sayange dengan konsep matematika
Keenam, Membuka tanya jawab antar kelompok untuk memberikan kesempatan anak untuk berpikir kritis
Penilaian
Untuk pengukuran hasil kompetensi guru memberikan tugas dan evaluasi yang dikirim di GC (Google Classroom ). Setelah melihat hasil evaluasi siswa, guru melakukan refleksi tentang keberhasilan pengajaran. Siswa juga diajak merefleksi diri setelah melihat hasil ulangannya.
Penutup
Pembelajaran yang dilaksanakan di SD Taman Rama Denpasar dapat berjalan dengan lancar sesuai perencanaan yang dibuat karena di dukung oleh berbagai pihak : ( Yayasan dengan segala fasilitas, dukungan orang tua, dan semangat anak- anak untuk belajar walaupun dari rumah ).
Kesimpulan
Walaupun masa pandemi covid – 19 pembelajaran di SD Taman Rama Denpasar tetap bisa efektif dan efisien seperti pembelajaran tatap muka sebelumnya.
Ada banyak harapan yang digantungkan bangsa ini kepada saya dan teman-teman guru di seluruh Indonesia, khususnya calon guru penggerak. Tugas kita sebagai pendidik sekali lagi sungguh sangat mulia. Karena di balik tugas mengajar, kita punya misi kemanusiaan untuk menumbuhkan kodrat dan memuliakan anak bangsa.
Itulah makna mendidik. Memuliakan anak dengan menuntun mereka di jalan kebaikan. Kita kembali kepada ajaran milik bangsa sendiri. Fiolosofi pendidikan budaya Ki Hajar, 100 tahun beliau merumuskannya.
TERGERAK, BERGERAK, DAN MENGGERAKKAN RODA PENDIDIKAN
Gurulah salah satu pilar untuk menumbuhkan sang anak menjadi sosok yang beriman dan berakhlak, bernalar kritis dalam menimbang suatu kebenaran, dan mampu berkreativitas menciptakan sebuah karya yang bermanfaat, menghargai kebhinekaan tanpa harus memandang identitas keagamaan atau etnis dan kelompok tertentu, tetapi berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Guru juga menjadi sosok yang berperan dalam menumbuhkan kemandirian sang anak, tanpa harus menghakimi, memerintah, dan mencampuri kemerdekaannya. Guru yang merdeka sadar bahwa mereka harus lebih dulu tergerak, kemudian mencoba terus bergerak, dan selanjutnya menggerakkan anak dan orang-orang baik di sekitarnya.
Jika guru penggerak mulai tergerak, lalu bergerak bersama, dan menggerakkan seluruh ekosistem sekolah maka mulia dan bahagialah sang anak. Anak akan tumbuh bersemai dengan merdeka, menjadi sosok berbudaya, memiliki hati dan jiwa kemanusiaan. Anak selalu berinovasi dan berkarya untuk negerinya, bangga dan hormat kepada warisan leluhurnya.
Untuk terus bergerak dan menggerakkan, ada kekuatan yang harus saya sadari, saya miliki, dan terus saya tumbuhkan dalam diri. Jiwa humanitas jiwa kemanusiaan menjadi point utama saya dalam melangkah. Dengan berbekal nilai kemanusiaan saya lebih ikhlas untuk berkarya dan menghamba kepada sang anak.
Memberi kesempatan
Kemauan diri untuk terus belajar, berkolaborasi bersama rekan-rekan yang sehati, dan selalu mencoba berinovasi untuk menantang kekuatan diri, merenung dan merefleksi tiap langkah yang telah saya lewati juga menjadi bekal diri saya untuk mencapai keberpihakan kepada anak.
Dengan tujuan kemanusiaan itulah saya mencoba memberikan kesempatan kepada anak untuk merdeka belajar. Belajar menjadi sesuatu hal yang menyenangkan dan bermakna di kelas maupun di luar kelas. Membuat setiap momen belajar adalah sebuah permainan yang penuh tantangan.
Memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya, mencoba, dan menghasilkan sebuah karya yang berguna untuk kita semua. Meyakinkan mereka untuk ikut berlomba dan menginspirasi dunia. Dengan begitu, niscaya bahagialah mereka. Karena ingin, di saat pendidik itu hadir, mereka punya banyak cerita, punya banyak laksana, dan punya sejuta karya.
Membaca adalah sumber ilmu, karena dengan membaca maka manusia dapat mengetahui segala macam hal yang ingin diketahuinya. Kemampuan dan kemauan untuk membaca akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan keterampilan seseorang. Anak-anak yang awal belajar membaca dan tidak mengalami hambatan yang berat akan lebih mudah menjadi pembaca yang aktif daripada anak-anak yang mengalami hambatan yang berat dalam belajar membaca (Lonigan, 2010).
Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Rendahnya minat dan budaya membaca menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh sekolah.
Ketertarikan membaca oleh kalangan siswa menjadi faktor utama dalam membudidayakan kebiasaan membaca. Maka dari itu pihak pemerintah mengadakan program pemerintah melalui Permendikbud No. 22 Tahun 2015 yaitu: Sebuah gerakan yang disebut Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki minat baca sehingga bisa meningkatkan keterampilan membaca, mengolah informasi yang dibaca sehingga pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik dan memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menggerakkan literasi sekolah adalah dengan mengaktifkan pemanfaatan perpustakaan sekolah. Caranya dengan mengajak siswa untuk berkunjung ke perpustakaan, dan membiarkan siswa memilih satu buku yang mereka sukai.
Namun , sejak meluasnya Pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk belajar dari rumah. Proses pembelajaran yang pada awalnya berlangsung tatap muka, beralih secara daring. Otomatis, kegiatan literasi melalui kunjungan perpustakaan tidak bisa dilakukan. Akhirnya, agar kegiatan literasi ini dapat berjalan, meskipun siswa belajar dari rumah, dilakukanlah literasi secara digital. Saya mengenalkan sebuah platform daring perpustakaan digital yang bernama “Literacy Cloud”.
Tujuan Kegiatan Aksi Nyata
Adapun tujuan kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan minat baca anak, melalui platform daring “Literacy Cloud”
Pembahasan
Deskripsi Kegiatan
Literasi dalam arti kemampuan membaca dan menulis memiliki peranan yang sangat penting. Kemampuan literasi (membaca dan menulis) di kelas sekolah dasar merupakan fondasi atau dasar penentu keberhasilan dalam kegiatan belajar siswa.
Literasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan, maupun gambar/visual.
Sebuah platform daring perpustakaan digital yang bernama “Literacy Cloud”, bisa menjadi pilihan untuk meningkatkan minat baca anak di masa pandemic ini. literacycloud.org, sebuah platform buku digital berkualitas untuk dibaca oleh anak. Platform ini hadir untuk menemani pembelajaran di rumah atau daring lebih menyenangkan dan berkualitas.
Di dalam platform itu terdapat lebih dari 200 buku cerita digital yang telah dikembangkan dan dipilih untuk mendukung pengembangan literasi anak. Melalui LiteracyCloud.org, Room to Read membuat lebih banyak anak, guru, dan sekolah bisa mendapat akses ke buku cerita berkualitas yang mendukung proses membaca dan belajar dengan cara yang baru dan inovatif.
Adapun langkah yang dilakukan agar siswa bisa memanfaatkan platform “Literacy Cloud” adalah :
Guru memberikan orientasi topik dan tugas pembelajaran. Guru menjelaskan tentang rencana kerja dan tugas yang akan dibuat siswa
Melalui tatap muka secara virtual, guru mengenalkan platform Literacy Cloud serta fitur-fitur yang ada di dalamnya.
Guru menyampaikan tujuan serta manfaat kegiatan. Tujuan dari kegiatan literasi ini adalah untuk menumbuhkan kembali minat baca anak, khususnya saat belajar dari rumah. Manfaat kegiatan literasi ini adalah : menambah kosakata dalam berbahasa, menambah wawasan dan informasi baru, meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis dan merangkai kata-kata, menumbuhkan kreatifitas siswa dalam berpikir dan menganalisa, dan meningkatnya nilai mata pelajaran khususnya pelajaran Bahasa Indonesia.
Pembuatan akun literacy cloud. Siswa di ajak untuk membuat akun literacy cloud. Guru memandu proses pembuatan melalui grup WA dan video youtube. Langkah-langkah pembuatan akun dipaparkan dengan seksama sampai siswa berhasil. Jika ada anak yang belum berhasil membuat, maka bisa dibantu oleh guru atau temannya.
Menjelajahi fitur-fitur Platfrom Literacy Cloud. Setelah siswa berhasil membuat akun Literacy Cloud, siswa dipandu untu menjelajahi perpustakaan digital tersebut. Tujuannya, agar siswa mengetahui fitur apa saja yang ada di dalamnya serta fungsinya.
Siswa diminta untuk mencoba menemukan buku yang mereka suka kemudian dibaca dengan seksama.
Setelah siswa mahir memanfaatkan platfrom Literacy Cloud, selanjutnya guru memberikan tugas, sebagai umpan balik dari kegiatan membaca yang telah dilakukan siswa.
Menemukan buku cerita berdasarkan kata kunci yang disebutkan guru. Guru menyebutkan tiga buah kata kunci yang terdapat dalam sebuah buku cerita. Tugas siswa adalah mencari dan menemukan kata kunci tersebut dalam sebuah buku cerita.
Membuat jurnal baca. Setelah siswa menemukan buku cerita yang dimaksud, siswa mencatat unsur intrinsic dalam buku certita tersebut, dan menuliskannya dalam bentuk jurnal baca. Unsur intrinsic meliputi tokoh, watak, latar, dan amanat.
Membuat piramida cerita. Langkah selanjutnya adalah siswa membuat sebuah produk yaitu piramida cerita. Piramida cerita berisi tentang alur cerita pada bagian awal, inti, dan akhir. Alur cerita dituangkan dalam bentuk ilustrasi gambar disertai kalimat ilustrasi. Namun, sebelumnya guru memberi contoh cara membuat piramida cerita kepada siswa.
Mengulas kembali kegiatan literasi digital. Siswa mencertitakan peristiwa yang menyenangkan serta kendala yang dihadapi selama proses penyelesaian tugas.
Tindak lanjut dari hasil pembelajaran adalah pengumpulan hasil karya siswa untuk di pamerkan dikemudian hari.
Langkah-langkah langkah kegiatan di atas dilakukan dalam kurun waktu 3 hari, mulai dari orientasi sampai pengumpulan produk. Adapun jadwal kegiatan sebagai berikut.
Menemukan dan membaca buku ceritaPembuatan jurnal bacaPembuatan piramida baca
Senin, 9 November 2020
Pengumpulan secara online. Dokumentasi hasil kerja siswa melalui grup WA
Hasil dari aksi nyata yang dilakukan
Sebanyak 27 siswa di kelas V, hanya 17 anak yang mengikuti kegiatan orientasi tatap muka secara virtual. Hal tersebut disebabkan karena ada sebagian siswa yang masih menggunakan HP orang tua, sehingga saat pelaksaan tatap muka virtual anak tidak bisa mengikuti karena HP di bawa orang tua bekerja.
Kendala yang dihadapi anak sebagain besar masih bingung dengan proses pembuatan piramida cerita, karena anak kurang jelas saat melihat contoh pembuatan melalui virtual. Terbatasnya perangkat yang dimiliki siswa seperti HP menyebabkan komunikasi antara guru dan siswa kurang efektif. Anak yang sudah mengikuti kegiatan dari awal, mampu mengerjakan tugas dengan baik dan mencapai kompetensi sesuai yang diharapkan.
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan (kegagalan maupun keberhasilan).
Komunikasi yang kurang dari orang tua murid menyebabkan informasi yang diterima guru sangat minim mengenai proses kegiatan siswa di rumah. Saat guru menyampaikan informasi kegiatan melalui Grup WA Peguyuban, tidak ada tanggapan dari orang tua.
Tanggapan datang dari anak-anak, saat guru mengirimkan informasi awal melalui Group WA kelas. Orang tua kurang memberikan dukungan pada program kelas yang dibuat guru. Hal ini menyebabkan kegiatan tidak berjalan lancar, karena hanya sebagian murid saja yang mengikuti kegiatan literasi ini sampai pada pembuatan produk. Meskipun kurang dukungan dari orang tua, namun kegiatan ini bisa juga dikatakan berhasil dilihat dari semangat siswa selama kegiatan.
Saat kegiatan awal yaitu tatap muka secara virtual dilakukan anak-anak begitu bersemangat walaupun beberapa diantara ada kendala signal sehingga kegiatan virtual tersendat-sendat. Mereka mau bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau belum mengerti. Berdasarkan hasil tanya jawab dengan beberapa siswa, mereka senang membaca buku karena ceritanya menarik dan gambarnya bagus.
Perasaan senang para siswa tersebut menjadi langkah awal untuk kegiatan selanjutnya. Jika dalam diri siswa sudah ada perasaan senang, maka untuk menanamkan konsep selanjutnya akan lebih gampang.
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang.
Mengingat permasalahan yang utama yang ada di sini adalah kurangnya dukungan dari orang tua siswa, maka rencananya saya selanjutnya adalah membangun komunikasi dengan orang tua murid.
Komunikasi dijalin melalui WA grup atau secara langsung pada kesempatan-kesempatan tertentu, misalnya saat pengambilan rapor. Kemudian, dukungan dari kepala sekolah serta teman -teman guru sangat diperlukan untuk membantun agar proses aksi nyata ini berjalan lancar. Kepala Sekolah dapat membantu menjembatani komunikasi antara guru dan siswa.
Penutup
Platform daring “Literacy Cloud” merupakan solusi untuk meningkatkan minat baca anak saat pembelajaran jarak jauh di masa pandemic. Setelah siswa membaca buku dengan saksama, guru dapat memberikan tugas sebagai umpan balik dari kegiatan membaca buku.
Hal ini bertujuan agar anak mampu memahami isi cerita dan menuangkannya ke dalam bentuk jurnal baca dan piramida baca. Dukungan dari elemen sekolah, yaitu Kepala Sekolah, guru-guru serta orang tua siswa sangat diperlukan agar kegiatan ini berjalan lancar.
Dokumentasi kegiatan
Penulis Ni Nyoman Budhi Suryanti CGP Kota Denpasar
Saat pandemi covid19 mulai melanda di Indonesia semua bidang kehidupan mengalami perubahan yang signifikan seperti halnya di bidang pendidikan. Pemerintah tidak berani mengambil resiko besar demi keselamatan anak didik bangsa.
Oleh karena itu yang biasanya sekolah dicirikan dengan pendidikan dan pengajaran melalui tatap muka langsung bersama peserta didik, dengan situasi seperti ini mewajibkan semua sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh atau siswa belajar dari rumah.
Setiap sekolah diberikan kewenangan untuk memilih pembelajaran jarak jauh berupa dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring), maupun kombinasi daring dan luring yang disesuaikan dengan kondisi kelas masing-masing. Kurikulum sekolah disesuaikan dengan kurikulum darurat masa adaptasi kebiasaan baru dengan mengesensialkan/ menyederhakan kurikulum nasional. Tujuan pembelajaran saat ini tidak menitikberatkan pada penuntasan kurikulum, tapi lebih melatih kecapakan hidup siswa.
Di SD Negeri 10 Peguyangan, di kelas V A, kombinasi antara daring dan luring kami terapkan melihat kondisi latar belakang kehidupan setiap siswa berbeda. Pada awal diterapkan pembelajaran jarak jauh ini tepatnya pertengahan bulan Maret 2020 sebagian besar siswa merasa kurang nyaman, banyak kendala yang dihadapi seperti perangkat gawai tidak semua siswa memiliki karena digunakan bersama dengan orang tua yang terbentur dengan waktu bekerja mereka.
Alhasil melihat situasi seperti itu kami memanfaatkan sistem luring dengan menugaskan siswa untuk mengikuti pembelajaran melalui siaran TVRI dan memberikan kegiatan kecakapan hidup seperti melakukan aktivitas postif selama di belajar di rumah dan mengisi jurnal kegiatan harian. Sekali waktu kami melaksanakan tatap muka virtual meskipun tidak semua siswa bisa mengikuti terpenting kami ingin memberikan pengalaman menggunakan aplikasi pembelajaran kekinian.
Pembelajaran luring pun beberapa siswa menyepelekan untuk mengikutinya. Satu minggu berjalan kami melakukan survey untuk mengetahui kendala yang dihadapi orang tua dan siswa bersangkutan. Survey memperlihatkan data yang tidak akurat hanya beberapa orang tua dan siswa menyampaikan dengan jujur kendala dan pembelajaran jarak jauh yang diinginkan karena tidak diimbangi dengan aksi nyata mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh ini dengan penuh disiplin dan keyakinan.
Pembelajaran pun tetap kami laksanakan tanpa terlalu memprioritaskan beberapa siswa yang tidak antusias dalam mengikuti dengan berbagai alasannya. Kami sudah melakukan berbagai upaya dengan menghubungi orang tua/wali siswa terkait kendala siswa bersangkutan dan memberikan solusi agar mampu mengikuti pembelajaran.
Melihat pengalaman PJJ pada kelas sebelumnya seperti itu, kami pun melakukan analisis dan diagnostik pra kognitif pada kelas baru ini. Sebelum pembelajaran dimulai kami mendata siswa yang memiliki perangkat gawai sendiri dan yang menggunakan bersama dengan orang tuanya, melakukan kesepakatan kelas.
Setelah itu kami bisa memulai pembelajaran. Pembelajaran pun berlangsung sesuai dengan rencana semua siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik mereka terlihat antusias dalam mengikutinya. Penggunaan LMS berfungsi dengan baik grup WA kelas juga dihidupkan.
Segala metode pembelajaran kami berikan untuk memberikan pengalaman belajar yang kreatif dan inovatif membuat siswa tidak jenuh selama mengikuti PJJ ini.
Aksi Nyata dalam PPJ
PJJ sudah berlangsung dua bulan, ternyata ada 5 orang siswa mulai menunjukkan ketidakdisiplinannya. Melihat hal tersebut kami perlu melakukan tindak lanjut agar permasalahan ini segera dapat diatasi. Adapun aksi nyata tersebut yaitu :
Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang diberikan selama ini dengan memberikan pertanyaan : “Apakah Anak-anak senang dalam mengikuti pembelajaran Ibu hari ini? Bila senang sampaikan perasaannya dalam bentuk emoticon” pada grup WA kelas
Setelah mendapatkan data siswa yang senang dan tidak senang, guru melakukan pendekatan lebih jauh kepada siswa yang tidak mampu menyampaikan perasaannya selama mengikuti pembelajaran melalui chat pribadi siswa
Melakukan kunjungan ke rumah siswa dengan harapan mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami selama pembelajaran jarak jauh dengan tetap melakukan protokol kesehatan
Melakukan diskusi bersama orang tua dan siswa atas kendala selama ini dan menemukan solusi terbaik untuk pembelajaran yang akan diberikan
Uraian tindakan aksi nyata tersebut lebih condong ke sistem among sesuai dengan metode pengajaran KHD. Karena melihat karakter siswa tersebut harus mendapatkan pendampingan khusus dengan terus memberikan semangat, motivasi, dan teladan agar siswa tersebut merasa dibimbing, diayomi, dan dipedulikan ( Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangunkarso, Tut Wuri Handayani ).
Pembelajaran memberikan manfaat bagi semua siswa tidak hanya didapatkan oleh beberapa siswa yang cerdas dan kreatif. Diharapkan mampu memberikan dampak yang besar dari segala arah.
Hasil Yang di Capai
Pelaksanaan aksi nyata memang butuh proses, hasil dari tindakan ini mendapatkan reaksi positif dari semua orang tua siswa dan beberapa siswa .Mendapatkan solusi terbaik setelah melakukan diskusi bersama orang tua masing-masing.
Meskipun ada 1 siswa yang mesti selalu ditegur, diingatkan terlebih dahulu untuk segera menuntaskan segala aktivitas belajarnya. Sebuah perubahan kearah yang lebih baik memang butuh proses tidak bisa dilakukan sekali dua kali. Berkelanjutan sesuai komitmen kita sebagai guru memberikan yang terbaik bagi perkembangan siswa dengan melakukan pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenangkan, dan mampu memberikan dampak yang besar bagi bekal masa depannya.
Pembelajaran jarak jauh ini pula memberikan masukan yang positif bagi guru yang benar-benar melakukan PJJ ini dengan konsisten dan reflektif sehingga mengena ke hati siswa dan lebih berfokus terhadap kecakapan hidup selama belajar di rumah.
Rencana Perbaikan Di Masa Yang Akan Datang
Bilamana situasi pandemi ini telah berlalu dan kami kembali melakukan pembelajaran tatap muka, beberapa rencana tindakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa telah kami rancang seperti halnya :
Lebih menekankan pembiasaan-pembiasaan positif seperti penanaman budi pekerti dengan melakukan hal-hal yang kecil sederhana namun dampaknya besar bagi mereka mendatang. Pengucapan budaya senyum,salam,sapa, minta maaf, terima kasih, mohon ijin, konfirmasi ketidakhadiran di sekolah.
Membuka pola pikiran siswa belajar dilakukan setiap hari di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja. Belajar tidak hanya di sekolah di mana pun kita berada belajar pun akan selalu kita lakukan apabila bisa mengambil makna pada setiap kegiatan yang kita lakukan. Belajar bisa di rumah, lingkungan masyarakat, tempat-tempat umum. “Karena setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah”.
Sistem Among lebih diterapkan, pembelajaran dengan asah,asih,asuh. Membuat guru mampu masuk ke hati siswanya
Melanjutkan pembelajaran inovatif, kreatif, dan menggairahkan semangat siswa
Dokumentasi Aksi Nyata
Beberapa dokumen tindakan yang pernah dilakukan guru sebagai upaya perbaikan pembelajaran dan mengatasi permasalahan siswa sebagai berikut.
Gambar 1. Kegiatan refleksi pembelajaran di grup WA kelasGambar 2. Upaya pendekatan kepada siswa yang mengalami kendala pembelajaran
Beberapa dokumentasi kegiatan reflektif pembelajaran dan upaya pendekatan kepada siswa yang mengalami kendala pembelajaran. Semoga dapat memberikan inspirasi positif.
Penulis: Ni Made Wisudarini Pratiwi,S.Pd.SD CGP Denpasar
Pandangan Pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang konsep memerdekakan anak merupakan pertemuan dari gagasan pendidikan tokoh dunia. Gagasan pendidikan tokoh yang dimaksud adalah Friedrich Wilhelm August (1782-1852) tentang permainan sebagai media pembelajaran dan gagasan Maria Montessori (1870-1952) yaitu memberi kemerdekaan kepada anaka-anakyaitu gagasan permainan sebagai media pembelajaraan. Pertemuan tersebut menjadi dasar untuk pengembangan Perguruan Taman Siswa .
Konsep Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 masih relevan dengan pendidikan masa sekarang yang memiliki tujuan untuk mewujudkan Indonesia merdeka lahir maupun batin. Merdeka secara lahiriah berarti tidak dijajah secara fisik, politik, ekonomi dan sebagainya, sedangkan merdeka secara batiniah berarti mampu mengendalikan keadaan.
Perguruan Taman Siswa memiliki pedoman bagi seorang guru yang disebut patrap Triloka dan Tripusat. Unsur dari Patrap Triloka yang dijadikan sebagai semboyan sistem among dalam Pendidikan, menjadi dasar kerja seorang guru. Unsur yang pertama berbunyi Ing ngarsa sung tuladha yang berarti di depan sebagai pemberi contoh. Kedua Ing madya mangun karsa yang berarti di tengah memberikan semangat. Dan yang terakhir ketiga Tut wuri handayani artinya di belakang memberikan dorongan dan kekuatan. Semboyan yang dijadikan sebagai motto Taman Siswa tersebut, bahkan untuk Tut wuri handayani hingga kini tersemat indah dalam logo resmi Kementerian
Sedangkan konsep Tri Pusat Pendidikan, memiliki arti tempat atau lingkungan menyelenggarakan proses pendidikan ini meliputi “pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan perguruan/sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat/pemuda”. Jadi Tripusat pendidikan merupakan tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pemikiran lain dari Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan adalah sistem paguron yang dinilai mempunyai kesesuaina dengan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Sistem paguron atau pawiyatama mewujudkan rumah guru atau pamong sebagai tempat yang dikunjungi anak didik. Para orang tua yang menitipkan anaknya memperoleh Pendidikan secara berkelanjutan yang dan lebih baik. Dalam perkembangannya kita pun melihat implementasinya melalui sistem Pendidikan seperti pesantren atau asrama , maupun untuk pendidikan modern.
Filosofi tentang taman siswa dapat dianalogikan seperti kebun dengan berbagai jenis tanaman. Dalam lagu “Lihat Kebunku” Ciptaan : Ibu Soed
Lihat Kebunku, Penuh dengan bunga Ada yang putih, dan ada yang merah Setiap hari, ku siram semua Mawar melati, semuanya indah …
Kebun adalah sebuat tempat, KHD mengajarkan kalau semua tempat adalah sekolah. Mari kita memandang dimanapun berada proses Pendidikan dapat diterapkan sesuai filosofi Tri Pusat Pendiidkan
Penuh dengan bungaAda yang putih, dan ada yang merah
Banyak tumbuh bunga atau tanaman lainnya, bermakna kodrat hidup setiap anak-anak dengan karakteristik dan potensi yang berbeda-beda. Setiap individu anak memiliki keunikannya masing-masing. Tugas kita pendidik mengenal dan menumbuh mengembangkan potensi yang dimiliki.
Setiap hari, ku siram semua
Pendidikan dan pengajaran tidak boleh putus, setiap saat kita siramkan nilai-nilai budi pekerti yang kepada mereka tanpa membeda-bedakan atau pilih kasih. memberikan hak yang sama dalam Pendidikan.
Mawar melati, semuanya indah
Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan karakteristik mereka berbeda sesungguhnya memiliki keindahan. Mereka yang punya bakat matematika, sains, literasi, seni semua itu baik. Hal ini bermakna menghargai keragaman dalam perbedaan sesungguhnya adalah potesi kita yang baik. Seperti halnya dengan Semboyan Negara Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu jua
“Pendidikan adalah tempat persemaian segala jenis kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan” adalah pesan beliau yang menginspirasi kita sebagai pendidik. Memaknai pengajaran dan pendidikan yang dimaksud agar berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Sebagai perubahan paradigma atau pola pikir dalam menyikapi kemajemukan kebudayaan nasional maupun internasional melalui Pendidikan dan Pengajaran
Demikian pemaknaan tentang filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantar Melalui lagu ‘Lihat Kebunku” yang saya sampaiakan, jika ada yang kurang berkenan mohon maaf, dan atas kesediaannya saya sampaikan terima kasih.
Refleksi ini diawali dengan sebuah lagu. Nada lagu serupa dengan “Lagu Ampar-ampar Pisang”. Liriknya sebagai berikut.
Belajar yuk belajar Belajar selamanya Giat belajar membuat kita sadar … 2x Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani itulah pedomannya … 2 x
Berikut ini adalah hasil refleksi saya:
Intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan yang saya dapat ambil adalah “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya” Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran K H Dewantara merupakan daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Berikut proses pembelajaran yang diharapkan terjadi pada manusia yaitu:
Pertama, manusia Indonesia yang berbudi pekerti adalah yang memiliki kekuatan batin dan berkarakter. Artinya, pendidikan diarahkan untuk berpendirian teguh untuk berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Jadi, budi pekerti adalah istilah yang memayungi perkataan, sikap dan tindakan yang selaras dengan kebenaran ajaran agama, adat-istiadat, hukum positif, dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Kedua, manusia di Indonesia yang maju pikirannya adalah yang cerdas kognisi dan kecerdasannya itu membebaskan dirinya dari kebodohan dan pembodohan dalam berbagai jenis dan bentuknya (misalnya: karena rekayasa penjajah berupa indoktrinasi). Istilah maju dalam pikiran ini menunjukkan meningkatnya kecerdasan dan kepintaran.
Ketiga, manusia di Indonesia yang mengalami kemajuan pada tataran fisik atau tubuh adalah yang tidak semata sehat secara jasmani, namun mampu mengendalikan dorongan-doroangan tuntutan tubuh. Dengan dan melalui tubuh yang maju itu pula, pikiran yang maju dan budi pekerti yang maju memperoleh dukungan untuk mendeklarasi kemerdekaan diri.
Jadi proses pendidikan adalah upaya pemanusiaan manusia secara manusiawi secara utuh dan penuh ke arah kemerdekaan lahiriah dan batiniah. Yang dampaknya adalah mencerdaskan kognisi seseorang sehingga ia terbebaskan dari belenggu “kebodohan” .
Yang akan dilakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat terwujud adalah melalui upaya-upaya konkret berupa pengajaran dan Pendidikan yaitu memerdekakan aspek badaniah/ lahiriah manusia dan aspek batiniahnya.
“memerdekakan lahiriah” di sini mengandung makna bahwa pengajaran adalah daya upaya yang singnifikan untuk membangun otonomi intelektual seseorang yang kemudian menyadarkan dirinya untuk menegaskan otonomi eksistensialnya (badaniahnya)
kemerdekaan batiniah yaitu membentuk dan menghantar seseorang menjadi subyek realitas. Ia memiliki otonomi intelektual, otonomi eksistensial, dan otonomi sosial sebagai anggota masyarakat. Ketiga wilayah otonomi itu menjadi bagian integral identitas diri atau jati diri.
Untuk itu upaya konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh adalah pintu masuk menuju kemerdekaan lahiriah dan batiniah manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai anggota masyarakat dan warga dunia.
Dari konsep pemikiran KHD tersebut yang sudah saya terapkan, adalah memerdekakan beajar siswa secara lahiriah dan batiniah. – Melalui Tindakan nyata seperti memfasilitas sarana dan pembiasaan literasi, – Aktualisasi penguatan Pendidikan karakter berbasis kelas, sekolah dan masyarakat. – Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung berpikir kritis dan pemecahan masalah untuk anak – Menjalin komuniasi dengan rekan guru lain, kepala sekolah, orang tua serta lingkungan masyarakat untuk mendukung pemebalajaran yang berpusat pada siswa.
Secara visual dapat saya gambarkan sebagai berikut.
Profil Pelajar PancasilaSintesis Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Dengan refleksi ini, semoga kita bisa memajukan pendidikan dengan menyadari anak memiliki kodratnya. Semoga!
Gerakan membaca merupakan desain induk penumbuhan budi pekerti yang kemudian dikenal dengan Gerakan Literasi Sekolah (selanjutnya disebut GLS). GLS yang digagas dan dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan kepedulian atas rendahnya kompetensi peserta didik Indonesia dalam bidang matematika, sains, dan membaca.
Kompetensi literasi dasar mencakup menyimak-berbicara, membaca-menulis, berhitung-memperhitungkan, dan mengamati-menggambar memang perlu ditanamkan sejak pendidikan dasar dan dilanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Faizah, dkk: 2016).
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membaca buku nonpelajaran selama 15 menit sebelum waktu belajar dimulai. Gerakan membaca ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan membaca kepada siswa dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merancang imajinasi.
Mengapa Literasi? Central Connecticut State University melakukan penelitian di 61 negara pada tahun 2016 terkait kemampuan literasi dan literate behavior. Pada studi tersebut mendudukkan Indonesia pada posisi 60 dari 61 negara yang diteliti.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan literasi Indonesia masih tertinggal bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Lain dari pada itu, dalam studi tersebut juga menjelaskan bahwa masyarakat dengan literasi yang buruk akan memiliki kecenderungan untuk represif terhadap hak asasi hingga memiliki kecenderungan untuk bertindak brutal dan kriminal.
Hasil dari Programme for International Student Assessment (PISA) juga menunjukkan pencapaian yang rendah khususnya pada kompetensi literasi atau membaca. Rata- rata Indonesia berada pada angka 371 jauh berada dibawah angka rata-rata OECD yang mencapai angka 487. Temuan tersebut didukung dengan data Susenas yang menunjukkan bahwa hanya 13,1% orang Indonesia yang membaca surat kabar.
Kondisi ini merupakan dampak dari sistem yang kurang mendukung budaya membaca serta kurangnya akses terhadap bacaan yang berkualitas. Potret literasi Indonesia saat ini merupakan seruan bagi semua pihak untuk dapat bekerja bahu membahu dengan terlebih dahulu membangun kecintaan membaca. Didasari pada isu inilah, maka Putera Sampoerna Foundation-School Development Outreach (PSF-SDO) menginisiasi Gerakan Indonesia Membaca (GIM)
Terlibat sebagai relawan PSF-SDO, maka perlu melakukan diseminasi kegiatan dengan Tema “MENUMBUHKAN KEBIASAAN MEMBACA DI RUMAH MENGGUNAKAN STRATEGI MEMBACA YANG MENYENANGKAN”.
Kegiatan dilaksanakan dengan moda daring (pelantar Zoom dan GoogleClassroom) pada tanggal 30 Oktober 2020 – 4 Nopember 2020. Salah satu materi yang disajikan adalah piramida cerita.
Langkah-langkah membuat piramida cerita, baca di sini
Peserta diajak menjelajah literacy cloud, dan memilih salah satu buku cerita. Dari buku cerita yang dipilih, peserta membuat piramida cerita. Piramida dibuat sesuai dengan kreativitas, penuh gambar, ilustrasi, dan ringkasan cerita.
Ayoo, lihat hasil karya peserta diseminasi berikut ini yaa,….
Dewa Ayu Yasrini
Destriantini
Cipta Wardani
Ayu Desi Wahyuni
Wiwik Untari
Kadek Sumawa
I Nengah Redana
Putu Adi Putra
Putri Pebriani
Nia Nimpiari
AA Marta Wijaya
Marina Apriyani
Dedi Mahguna
Kiyonegara
Sayyidah Ida
Resiyana Dewi
Narni Lestari
Dena Laksmi
Dwi Nanda
Ni Made Ariningsih
Eka Anitawati
Laily Afflaid
Adi Suarjaya
Wayan Parnata
Made Surianingsih
Hendra Wirawan
Ketut Duniasih
Adhi dkk
Rahayu Widiartha
Gede Upadana
Nah, itu tadi kumpulan karya para peserta ya,… Semangat membangun dan menumbuhkembangkan literasi….. Semangat!