Cerita Praktik Baik Best Practice: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I dengan Penerapan Model Pembelajaran di SDN 8 Asera, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara

oleh
Sri Haryanti

Situasi

Pembelajaran yang  dilaksanakan di kelas I  SDN 8 Asera, hasil belajar siswa rendah karena siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan guru. Masalah  ini timbul karena cara mengajar guru yang kurang menarik. Metode dan media pembelajaran yang digunakan guru menyebabka ketidaktertarikan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran guru, sehingga  menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk aktif belajar sehingga hasil belajar siswa sebagian besar di bawah KKM yang telah ditentukan. Melalui analisis identifikasi masalah diperoleh beberapa hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, antara lain:

  1. Guru dalam menyajikan materi kurang menarik.
  2. Metode yang digunakan belum sesuai dengan karakteristik siswa.
  3. Guru belum menerapkan model-model pembelajaran inovatif
  4. Guru belum sepenuhnya memahami tentang HOTS

Setelah  melalui observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

  1. Guru belum berperan sepenuhnya sebagai motivator bagi siswa, menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
  2. Guru  dalam melaksanakan proses pembelajaran belum optimal menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar.
  3. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah yang mendukung proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
  4. Guru belum maksimal dalam mengarahkan  siswa agar memiliki tujuan yang jelas dalam belajar dan memiliki target atau cita-cita (melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi) dalam belajar meskipun berasal dari daerah terpencil.
  5. Kurangnya sarana dan prasarana untuk menerapkan pemanfaatan teknologi/TIK dalam pembelajaran.

Untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, guru harus melakukan perbaikan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model  pembelajaran inovatif dan menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Untuk menigkatkan hasi belajar siswa yang rendah. Guru melakukan perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan TPACK dan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.

Mengapa penting dibagikan?

Praktik perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru ini penting untuk dibagikan karena dengan menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan TPACK dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dan dapat mencapai di atas KKM.

Apa peran dan tanggung jawab saya?

Guru berperan penting dalam praktik  perbaikan pembelajaran ini karena hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam melakukan perbaikan. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk belajar dengan pilihan metode maupun media pembelajaran yang digunakan dalam praktik perbaikan. Guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Jika guru bersungguh-sungguh dalam melakukan praktik perbaikan maka guru akan  berusaha memperbaiki kekurangan dan kelemahan dan melakukan refleksi sehingga berhasil dalam praktik perbaikan. Keberhasilan guru tercermin pada keseluruhan hasil belajar siswa baik dari aspek sikap, pengetahuan maupun ketrampilan.

Tantangan

Untuk mencapai tujuan meningkatkan hasi belajar siswa, guru mengalami  tantangan, antara lain:

  1. Penggunaan model pembelajaran PBL dengan pendekatan TPACK memerlukan penguasaan teknologi yang baik. Untuk dapat melaksanakannya guru harus mampu mengembangkan diri untuk menguasai teknologi dalam pendidikan sehingga dapat melakukan praktik perbaikan dengan hasil yang maksimal.
  2. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah yang berkaitan dengan teknologi, yaitu tidak adanya jaringan PLN, tidak ada jaringan internet dan tidak tersedia proyektor maupun LCD di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus mampu menemukan cara yang tepat sehingga dalam kondisi yang demikian tetap dapat melaksanakan pendekatan TPACK dengan baik.
  3. Kurangnya media pembelajaran di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus mampu membuat media pembelajaran yang bervariasi sehingga praktik perbaikan pembelajaran dapat berhasil.

Pihak yang terlibat

     Pelaksanaan praktik perbaikan pembelajaran ini melibatkan beberapa pihak yang membantu keberhasilan guru mencapai tujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun yang terlibat dalam praktik ini adalah:

  1. Dosen Pembimbing dan Guru Pamong. Dosen Pembimbing dan Guru Pamong terlibat dalam memberi pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan praktik perbaikan ini sehingga guru berhasil dalam melakukan perbaikan.
  2. Siswa kelas I SDN 8 Asera. Siswa kelas I terlibat dalam perbaikan karena guru mengajar di kelas I dan masalah yang timbul terjadi di kelas ini
  3. Kepala SDN 8 Asera.  turut membantu dalam memberi saran dan  ikut mengarahkan siswa agar termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dalam setiap pelaksanaan praktik perbaikan. Kepala sekolah juga mengarahkan teman sejawat yang senior untuk membimbing dan mengoreksi praktik perbaikan yang dilakukan guru.
  4. Teman sejawat di SDN 8 Asera. Beliau turut  membimbing dan mengoreksi guru dalam praktik perbaikan.
  5. Teman sejawat dari sekolah lain terlibat  membantu dalam belajar penguasaan teknologi sehingga guru dapat menerapkan pendekatan TPACK.

Aksi

Dengan munculnya berbagai tantangan, guru menentukan strategi untuk menghadapinya. Adapun langkah-langkah untuk menghadapi tantangan tersebut adalah

  1. Untuk dapat melaksanakan metode pembelajaran PBL dengan pendekatan TPACK guru harus mampu mengembangkan diri untuk menguasai teknologi dalam pendidikan sehingga dapat melakukan praktik perbaikan dengan hasil yang maksimal. Guru dalam hal ini mengembangkan diri dengan belajar melalui materi di internet. Selain itu guru juga dipandu oleh Hendrarti Ratna Setyorini, S.Pd.M.Pd yang memiliki kemampuan dalam menguasai teknologi dalam pendidikan dan telah menerapkan TPACK di setiap pembelajarannya.
  2. Untuk mengatasi kurangnya sarana dan prasarana yang berkaitan dengan teknologi guru harus mampu menemukan cara yang tepat sehingga dalam kondisi yang demikian tetap dapat melaksanakan pendekatan TPACK dengan baik. Guru dalam hal ini menggunakan sarana laptop dan HP agar tetap dapat melakukan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran. Guru mendownload materi maupun media baik itu gambar maupun video menggunakan HP maupun laptop. Guru membuat PPT yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan menyajikannya menggunakan laptop dan mengatur tempat duduk siswa sehingga dapat menyaksikan tayangan video maupun PPT dengan jelas meskipun hanya menggunakan laptop. Dalam hal ini guru dibantu oleh Kepala Sekolah yang menyediakan generator agar HP maupun laptop tidak kehabisan daya.
  3. Untuk mengatasi kurangnya media pembelajaran di sekolah guru harus mampu membuat media pembelajaran yang bervariasi sehingga praktik perbaikan pembelajaran dapat berhasil. Di setiap materi pembelajaran guru membuat media yang dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Selain media laptop  dan HP guru juga harus mampu membuat media dengan menggunakan alat yang ada sehingga menjadi media yang menarik. Dalam hal ini Kepala Sekolah turut terlibat dengan menyediakan alat-alat yang diperlukan guru untuk membuat media pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru antara lain:

Fase pertama: Orientasi  siswa pada masalah

  1. Guru menyampaikan masalah melalui tayangan video yang ditampikan menggunakan laptop
  2.  Melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan tayangan video.

Fase kedua: Mengorganisasi siswa untuk belajar

  1. Guru mengarahkan siswa membentuk keompok secara heterogen.
  2. Guru membagikan bahan ajar kepada masing-masing kelompok.
  3. Guru membagikan LKPD Kelompok kepada masing-masing kelompok.
  4. Guru membagikan LKPD Individu kepada masing-masing siswa untuk memptivasi siswa agar semua siswa aktif belajar.
  5. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya.

Fase ketiga: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

  1. Guru membimbing siswa dalam beraktifitas.
  2. Guru mendampingi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
  3. Siswa mengisi LKPD Kelompok dan LKPD Individu setelah berdiskusi.

Fase keempat: Mengembangkan dan menyajikan hasil

  1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
  2. Siswa yang lain menanggapi hasil dari kelompok yang melakukan presentasi.
  3. Guru memberi penguatan dari setiap hasil diskusi masing-masing kelompok.

Fase kelima: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
  2. Guru bersama siswa menganalisis proses pemecahan masalah.
  3. Guru melakukan evaluasi.
Pelaksanaan di kelas

Refleksi Hasil dan dampak

Setelah melakukan praktik perbaikan pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan TPACK dampak yang timbul dari perbaikan tersebut adalah:

  1. Hasil belajar siswa meningkat.
  2. Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
  3. Siswa mampu berpikir kritis.
  4. Guru menjadi lebih kreatif.

     Dari dampak-dampak praktik pembelajaran PBL dengan pendekatan TPACK di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan TPACK efektif untuk meningkatka hasil belajar siswa karena metode ini dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.  Masalah yang harus diselesaikan siswa dalam pembelajaran ini membuat siswa mampu berpikir kritis sehingga meningkatkan kompetensi siswa secara menyeluruh.

Strategi yang telah dilakukan guru untuk meningkatan hasil belajar siswa  mendapat dukungan dan respon yang membangun dari Kepala Sekolah maupun teman sejawat. Kepala Sekolah memngarahkan guru yang lain untuk menggunakan model  pembelajaran PBL dengan pendekatan TPACK ini untuk meningkatkan kompetensi siswa untuk semua kelas. Teman sejawat menilai bahwa metode ini membuat anak bergembira dalam belajar.Fakor keberhasilan praktik perbaikan pembelajaran yang dilakukan karena bimbingan dari dosen dan guru pamong yang telah memberi masukan dan pengarahan dalampelaksanaannya. Selain itu dukungan dari Kepala Sekolah, teman sejawat dan keluarga juga menjadi faktor keberhasilan ini.

Pembelajaran yang diperoleh guru dari keseluruhan proses praktik  perbaikan ini adalah timbulnya permasalahan yang ada dalam kelas kita yang terjadi pada siswa terutama hasil belajarnya yang rendah dipengaruhi oleh cara mengajar guru. Guru harus memiliki tanggung jawab terhadap hasil belajar siswa dengan melakukan refleksi sehingga guru dapat menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan di kelas..Dengan melakukan praktik perbaikan dengan model pembelajaran yang tepat guru akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru harus melakukan tindak lanjut setelah melakukan perbaikan sehingga tidak akan terjadi lagi masalah yang sama dalam kelas.