Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.
Dalam rangka mendukung PPGP dimaksud perlu adanya pendamping guru penggerak. Untuk mewujudkan pendamping guru penggerak yang memiliki kompetensi sesuai yang diharapkan, maka pendamping tersebut perlu dibekali dengan materi-materi yang esesial. Materi tersebut terangkum dalam 6 modul, yang terdiri atas: 1) Pendampingan Guru Penggerak dan Masa Depan Indonesia, 2) Pendidikan yang Memerdekakan, 3) Kepemimpinan Menuju Transformasi Pendidikan, 4) Pemberdayaan Komunikasi dalam Peranan Pendamping, 5) Coaching, dan 6) Refleksi Pembelajaran Pendamping Calon Guru Penggerak. Keseluruhan materi ajar tersebut itu diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata.
Dalam perjalanannya, guru penggerak melakukan lokarya kepada calon guru penggerak. Lokakarya selama 9 bulan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
- Lokakarya 0
Lokakarya 0 dikenal dengan lokakarya perdana. Pada lokakarya ini, pendampingan individu yang dilakukan berkaitan dengan materi refleksi filosofis pendidikan nasional, serta nilai-nilai dan peran guru penggerak - Lokakarya ke-1
Pada lokakarya ke-1, topik pembelajaran modul Guru Penggerak mengenal Kompetensi Guru Penggerak. Materi pendampingan meliputi visi guru penggerak, dan budaya positif - Lokakarya ke-2
Lokakarya ke-2 membahas topik berkaitan dengan Menggerakkan Komunitas praktisi Program Calon Guru Penggerak. Sedangkan materi pendampingan yaitu praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, dan pembelajaran sosial dan emosional. - Lokakarya ke-3
Topik modul yang dibahas pada lokakarya ke-3 yaitu visi, misi, dan program sekolah yang berdampak pada murid. Sedangkan, materi pendampingan yaitu pembelajaran sosial dan emosional, dan coaching - Lokarya ke-4
Modul yang dibahas pada lokakarya ke-4 yaitu guru berpihak pada murid. Pendampingan individu yang diakukan membasa tentang topik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dan pemimpin dan pengelolaan sumber daya. - Lokakarya ke-5
Lokakarya ke-5 membahas tentang modul refleksi komptensi calon guru penggerak. Kemudian pendampingan individu yang dilakukan membahas tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program yang berdampak pada murid. - Lokakarya ke -6
Modul yang dibahas pada lokakarya ini adalah pengelolaan program yang berdampak pada murid - Lokakarya ke-7
Pada lokakarya ini, berkaitan dengan festival panen hasil belajar calon guru penggerak - Lokakarya ke-8
Modul yang menjadi topik pembahasan yaitu visi dan aksi sekolah yang berpihak pada murid. - Lokakarya ke-9
Sebagai lokakarya terakhir yang memebahs tentang keberlanjutan program.
PGP merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.
Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan tidak memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya.
Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.
Dengan pentingnya peran guru penggerak, maka sudah seyogyanya sebagai guru untuk mewujudkan visi dan misi guru penggerak ini. Semoga!
Rinci dan terurut , artikel ini menjadi salah satu referensi untuk saya.
salam sehat dan bahagia