Inkuiri Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Artikel ini merupakan rangkaian aksi nyata calon guru penggerak tentang inkuiri apresiatif berorientasi Bagja. Artikel ini berjudul IMPLEMENTASI INKUIRI APRESIATIF BERORIENTASI BAGJA DALAM MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SISWA KELAS IV SDN 19 PEMECUTAN

Mengapa inkuiri apresiatif?

Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Pendidikan yang dikembangkan hendaknya dapat mencetak generasi muda yang mampu menghadapi tantangan perubahan zaman. Dantes (2014: 28) menjelaskan bahwa selain berperan sebagai penerima nilai-nilai kebudayaan yang diwariskan, generasi muda  merupakan penemu dan pengembang kebudayaan yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Pemindahan kebudayaan tersebut tidak dapat terjadi secara otomatis melainkan melalui proses pendidikan.

Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya. Kecerdasan dan pengetahuan dihasilkan oleh seberapa ilmu pengetahuan yang didapat dari informasi yang diperoleh dari lisan maupun tulisan. Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak.

Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia.

Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut dalam berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangkan persaingan global. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat.

Pada saat ini, dunia pendidikan sedang diuji oleh masa pandemi Covid 19. Peserta didik yang pada awalnya belajar secara tatap muka di sekolah, semenjak wabah Covid 19 berjuang beradaptasi dengan pola pembelajaran jarak jauh. Namun di saat yang bersamaan, ada beberapa peristiwa yang terjadi dan berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.

Saat sebagian masyarakat menahan diri untuk menjaga jarak karena masa pandemi, beberapa oknum justru berkumpul untuk melakukan demonstrasi anarkis. Beberapa kelompok tersebut mudah terpancing hoaks yang semestinya tidak perlu terjadi jika mereka melek informasi dan memiliki nalar berpikir kritis.

Hal ini membuat penulis ingin membelajarkan siswa agar memiliki nalar berpikir kritis sesuai dengan profil pelajar pancasila sehingga di masa mendatang generasi ini tumbuh menjadi pemuda pemudi yang literat dan berpartisipasi aktif mensukseskan pembangunan.

Aksi Nyata Inkuiri Apresiatif Bagja

Aksi nyata ini disusun berdasarkan Inquiry Apresiatif berorientasi BAGJA. Aksi nyata ini menggali kekuatan pada siswa yang sebagian besar sudah memiliki sikap percaya diri dalam berargumen dan kekuatan positif pada orang tua siswa yang selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah. Aksi nyata ini dieksekusi dengan meliputi beberapa langkah sebagai berikut.

  1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan orang tua tentang kegiatan yang akan dilakukan.
  2. Memberikan tantangan kepada orang tua agar menjadi partner anak dalam kegiatan diskusi.
  3. Menanamkan budaya literat dan profil pelajar Pancasila “berpikir kritis” melalui sebuah permasalahan dengan contoh kasus yang topiknya terkait dengan disintegrasi bangsa.
  4. Siswa mengidentifikasi permasalahan tersebut dan berlatih merumuskan permasalahan.
  5. Siswa menentukan solusi melalui latihan mengemukakan pendapat/ beragumen.
  6. Siswa melakukan deduksi permasalahan (mensintesa)
  7. Siswa melakukan induksi permasalahan (menganalisis)
  8. Siswa melakukan evaluasi
  9. Siswa memutuskan dan melaksanakan keputusan yang telah dibuat.
  10. Guru menjalin kerjasama dengan pihak Hilo untuk membelajarkan siswa.

Hasil dari Aksi Nyata

  1. Siswa dapat menumbuhkan kebiasaan membaca.
  2. Dalam belajar, siswa merdeka dalam mengemukakan ide/gagasan/pendapatnya pada rekan sejawatnya.
  3. Dapat melatih nalar berpikir kritis dalam menganalisis fakta suatu informasi berkaitan dengan gambar peristiwa disintegrasi bangsa.
  4. Peserta didik berkolaborasi dalam kelompok yang heterogen sehingga secara tidak langsung belajar menghargai teman yang berbeda agama maupun suku.

Pembelajaran yang didapat

KEBERHASILAN
Peserta didik terbiasa membaca dan menganalisis kebenaran sebuah informasi untuk meningkatkan critical thinking.
KEGAGALAN
Adanya keterbatasan ruang dan waktu dalam berkolaborasi antara peserta didik karena sedang masa pandemi.

Rencana Perbaikan Aksi Nyata

Jika peserta didik sudah belajar dengan sistem tatap muka, maka penulis berencana melakukan pentas budaya yang melibatkan peserta didik. Peserta didik mengenakan pakaian adat dari daerah asal masing-masing dan menyaksikan pertunjukan pentas budaya. Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan dengan susunan acara sebagai berikut:

  1. Masing-masing agama diwakili oleh satu orang siswa dan memimpin doa secara bergantian menurut kepercayaan masing-masing.
  2. Setiap daerah diwakili satu orang siswa/ kelompok untuk mementaskan tarian/ lagu daerah.
  3. Setelah pertunjukan selesai, siswa berpartisipasi dalam bazar yang menjual makanan khas daerah. Penjual makanannya melibatkan siswa. Pembelinya adalah siswa, guru, kepala sekolah, peguyuban orang tua, tokoh masyarakat, dan dinas yang diundang di sekolah.
  4. Dalam kegiatan bazar juga melibatkan dunia usaha sebagai sponsor kegiatan.

Dokumentasi kegiatan

Guru berkoordinasi dengan orang tua siswa dan mengirimkan tugas melalui whatsapp.
Guru berkoordinasi dengan Hilo
Siswa berlatih mengkomunikasikan idenya secara tertulis.
Siswa membuat poster keberagaman.

Penulis:
Ni Putu Amrita Widiasih, S.Pd
CGP Kota Denpasar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *