BAGAIMANA CARA GURU BEREFLEKSI?

Pentingnya guru berefleksi

Ada banyak harapan yang digantungkan bangsa ini kepada para guru di seluruh Indonesia. Tugas guru sebagai pendidik sungguh sangat mulia. Karena di balik tugas mengajar, guru punya misi kemanusiaan untuk menumbuhkan kodrat dan memuliakan anak bangsa. Itulah makna mendidik. Memuliakan anak dengan menuntun mereka di jalan kebaikan seperti yang dikatakan 100 tahun lalu oleh Ki Hajar Dewantara.

Gurulah salah satu pilar untuk menumbuhkan sang anak menjadi sosok yang beriman dan berakhlak, bernalar kritis dalam menimbang suatu kebenaran, dan mampu berkreativitas menciptakan sebuah karya yang bermanfaat, menghargai kebhinekaan tanpa harus  memandang identitas keagamaan atau etnis dan kelompok tertentu, tetapi berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan. Guru juga menjadi sosok yang berperan dalam menumbuhkan kemandirian sang anak, tanpa harus menghakimi, memerintah, dan mencampuri kemerdekaannya.

Guru yang merdeka sadar bahwa mereka harus lebih dulu tergerak, kemudian mencoba terus bergerak, dan selanjutnya menggerakkan anak dan orang-orang baik di sekitarnya. Salah satu langkah untuk tetap bergerak menuju keberpihakan kepada anak adalah dengan tekun dan konsisten berefleksi. Refleksi harus menjadi usaha sadar seorang guru dalam mengakhiri sebuah kegiatan belajar agar lebih bermakna. Tak hanya sekadar kegiataan yang tertuang dalam RPP namun tak menjadi aksi nyata.

Selama ini karena disibukkan untuk menuntaskan materi ajar, pencapaian kurikulum, dan target-target lainnya, guru sering lupa untuk meluangkan waktunya berefleksi bersama. Padahal kegiatan refleksi menjadi point yang sangat penting untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran, merenungkan kekurangan diri, dan membenahi kualitas pembelajaran.

Dalam kegiatan refleksi, siswa juga mendapatkan kebebasan untuk mencurahkan apa yang mereka rasakan dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya. Dengan refleksi guru tak hanya dapat mengetahui pencapain belajar siswa, melainkan mengetahui sejauh mana benih kemuliaan/ karakter baik mampu tumbuh dalam diri peserta didik. Sejauh mana seorang guru memahami kodrat siswa dan merenungkan perbaikan dirinya

Tak hanya itu, sebagai seorang guru yang kolaboratif dan menghargai kritik maupun saran dari berbagai pihak. Guru juga dapat melakukan kegiatan refleksi bersama orang tua murid untuk berdiskusi tentang ketercapaian belajar anak didiknya, menemukan solusi- solusi yang berpihak pada sang anak, menjalin keakraban dan kebersamaan menuju kemerdekaan anak.

Dengan begitu, niscaya siswa, guru, dan orang tua mampu bergandengan tangan, melangkah beriringan demi mencapai kebahagiaan belajar. Berdasarkan latar belakang itulah kegiatan refleksi dirasa sangat penting diterapkan seorang guru penggerak agar dapat tetap tergerak, bergerak, dan menggerakkan ekosistem sekolah, sehingga dalam kegiatan aksi nyata ini penulis mengangkat aksi “Guru Berefleksi”

Aksi nyata Guru Berefleksi

Kegiatan aksi nyata “Guru Berefleksi” ini dilaksanakan saat siswa telah menyelesaikan setiap langkah-langkah tugas “Bazar Kuliner Nusantara melalui Instagram” yang juga merupakan aksi nyata penulis di modul 1.1. Kegiatan refleksi rutin diselenggarakan setiap minggu untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian dan hambatan siswa dalam berproses dan berkarya.

“Guru Berefleksi” dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom bersama 47 siswa di kelas VIC. Refleksi di minggu pertama, guru mengajak siswa untuk mencurahkan tantangan yang dirasakan anak saat berkolaborasi membuat kuliner bersama keluarga, hambatan dalam pengerjaan kuliner, dan merefleksi peranan orang tua dari sudut pandang sang anak. Anak menceritakannya melalui pesan atau chat di aplikasi zoom dan juga mengungkapkan secara bergilir.

Kemudian, kegiatan refleksi di minggu ke dua, guru mendengarkan apa yang ditemui siswa. Hal berupa kesulitan, hambatan, kekeliruan, keseruan, dan kebahagiaan anak dalam mempromosikan iklan kulinernya di instagram hingga produk mereka terbeli. Refleksi minggu ke tiga, guru memberikan kebebasan kepada anak untuk mencurahkan isi hatinya.

zoom bersama siswa

Isi hati berupa apakah mereka merasakan bahagia atau tidak selama proses belajar dan berkarya berlangsung. Kesempatan ini juga digunakan  guru untuk memberikan semangat dan dorongan kepada anak untuk tekun berkarya dan pantang menyerah dalam menghadapi situasi apapun.

Minggu keempat merupakan kegiatan refleksi guru bersama orang tua siswa. Pada kesempatan ini guru berkesempatan mendengarkan isi hati orang tua berkaitan dengan kelayakan cara mengajar guru, cerita anak mengenai sosok gurunya, keantusiasan anak berkarya selama pandemi.

Guru juga mendengarkan refleksi para orang tua dalam mendidik anak selama pandemi, mencari tahu kekuatan positif yang dimiliki sang anak berdasarkan versi orang tuanya. Kekuatan positif orang tua yang ditumbuhkan pada diri anak, sejauh mana kebermanfaatan pembelajaran yang diberikan guru terhadap putra- putri mereka.

Harapan para orang tua terhadap guru untuk mencapai kebermaknaan belajar. Kolaborasi ini sangat efektif untuk membuat proses belajar semakin sejalan dan mengurangi kesalahpahaman.

Hasil nyata Guru Berefleksi

Selama aksi nyata berlangsung ada beberapa hal positif yang terbangun antara guru, siswa, dan orang tua, diantaranya:

  1. Guru mengetahui ketercapaian pembelajaran bukan dari nilai angka dan hasil akhir, melainkan ketercapaian kebermaknaan dan kebahagiaan versi siswanya
  2. Guru memahami bahwa anak bersama orang tuanya sudah berjuang secara maksimal dalam berkarya meskipun ada banyak kendala yang mereka hadapi
  3. Guru menyadari bahwa anak-anak lebih menyukai tantangan dan praktik baik dalam belajar, bukan sekadar menyelesaikan tugas LKS maupun soal di buku pelajaran
  4. Guru lebih menghargai perasaan dan niat baik anak dan orang tua dalam belajar
  5. Siswa merasakan kedekatan dan keterbukaan guru selama proses pembelajaran
  6. Siswa mengakui senang melakukan zoom bersama guru karena cerita dan keluh kesahnya dihargai dan diapresiasi oleh teman-temannya
  7. Siswa tidak takut keliru atau salah dalam berkarya karena orang tua dan guru mendukung setiap praktik baik yang telah mereka lalui
  8. Orang tua mengakui kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sangat kolaboratif dan mengajarkan mereka bekerja sama dengan anak-anaknya
  9. Orang tua menjadi terbuka bahwa menjadi seorang guru di rumah bukanlah pekerjaan yang mudah, sehingga mereka juga sangat menghargai peran guru dalam membelajarkan anak-anaknya
  10. Orang tua menyadari kekuatan-kekuatan positif dan indahnya kolaborasi akan membuat putra-putrinya nyaman dalam belajar
  11. Anak, guru, dan orang tua mampu melangkah beriringan dan bergandengan tangan menuju merdeka belajar

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Segala sesuatu yang telah direncanakan tentu dalam pengimplementasiannya tidak berjalan sempurna. Ada keberhasilan, ada hambatan, bahkan kegagalan. Ketiga hal tersebut merupakan pengalaman yang dapat menyempurnakan pembelajaran agar lebih bermakna. Tercapainya keberhasilan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

  1. Siswa merasa sangat antusias dalam setiap kegiatan refleksi virtual dilihat dari keaktifan mereka menuliskan komentar pada kolom chat zoom, serta semangat mereka menjawab secara lisan pertanyaan reflektif yang dilontarkan guru
  2. Respon positif orang tua selama kegiatan zoom meeting berlangsung, keaktifan orang tua dalam menjawab pertanyaan reflektif dari guru
  3. Respon positif setelah  kegiatan zoom meeting berlangsung yang ditunjukkan dari komentar- komentar baik dalam WA group orang tua

Ada beberapa hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran ini, diantaranya:

  1. Kegiatan zoom meeting tidak sepenuhnya bisa diikuti oleh seluruh siswa dan seluruh orang tua dikarenakan kendala sinyal ataupun kesibukan siswa bersama keluarganya.
  2. Ada beberapa anak dan orang tua yang tidak memberikan keterangan jelas mengenai ketidakhadiran mereka dalam zoom meeting

Dibalik keberhasilan, ada beberapa kegagalan dalam proses refleksi, diantaranya.

  1. Ada beberapa orang tua yang cenderung cuek, kurang aktif, dan tidak kooperatif dalam membimbing putra-putrinya belajar di rumah. Guru juga merasa sangat kesulitan untuk berkomunikasi dengan anak dan orang tuanya, sehingga guru tidak dapat mengetahui kendala dan mengukur ketercapaian belajar anak didiknya.

Rencana perbaikan untuk masa mendatang

Melakukan kegiatan refleksi berkolaborasi dengan kepala sekolah, orang tua, dan  siswa yang bertujuan agar kegiatan ini lebih berdampak untuk peningkatan kualitas guru dan kualitas pendidikan

Penulis:
Ida Ayu Putu Eka Yuniasri
CGP Kota Denpasar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *