Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Refleksi ini diawali dengan sebuah lagu. Nada lagu serupa dengan “Lagu Ampar-ampar Pisang”. Liriknya sebagai berikut.

Belajar yuk belajar
Belajar selamanya
Giat belajar membuat kita sadar … 2x
Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karsa,
Tut Wuri Handayani itulah pedomannya … 2 x

Berikut ini adalah hasil refleksi saya:

  1. Intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan yang saya dapat ambil adalah “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya” Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
  2. Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran K H Dewantara  merupakan daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Berikut proses pembelajaran yang diharapkan terjadi pada manusia yaitu:

    Pertama, manusia Indonesia yang berbudi pekerti adalah yang memiliki kekuatan batin dan berkarakter. Artinya, pendidikan diarahkan untuk berpendirian teguh untuk berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Jadi, budi pekerti adalah istilah yang memayungi perkataan, sikap dan tindakan yang selaras dengan kebenaran ajaran agama, adat-istiadat, hukum positif, dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.

    Kedua, manusia di Indonesia yang maju pikirannya adalah yang cerdas kognisi dan kecerdasannya itu membebaskan dirinya dari kebodohan dan pembodohan dalam berbagai jenis dan bentuknya (misalnya: karena rekayasa penjajah berupa indoktrinasi). Istilah maju dalam pikiran ini menunjukkan meningkatnya kecerdasan dan kepintaran.

    Ketiga, manusia di Indonesia yang mengalami kemajuan pada tataran fisik atau tubuh adalah yang tidak semata sehat secara jasmani, namun mampu mengendalikan dorongan-doroangan tuntutan tubuh. Dengan dan melalui tubuh yang maju itu pula, pikiran yang maju dan budi pekerti yang maju memperoleh dukungan untuk mendeklarasi kemerdekaan diri.

    Jadi proses pendidikan adalah upaya pemanusiaan manusia secara manusiawi secara utuh dan penuh ke arah kemerdekaan lahiriah dan batiniah. Yang dampaknya adalah mencerdaskan kognisi seseorang sehingga ia terbebaskan dari belenggu “kebodohan” .
  3. Yang akan dilakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat terwujud adalah melalui upaya-upaya konkret berupa pengajaran dan Pendidikan yaitu  memerdekakan aspek badaniah/ lahiriah  manusia dan aspek batiniahnya.

    “memerdekakan lahiriah” di sini mengandung makna bahwa pengajaran adalah daya upaya yang singnifikan untuk membangun otonomi intelektual seseorang yang kemudian menyadarkan dirinya untuk menegaskan otonomi eksistensialnya (badaniahnya)

    kemerdekaan batiniah yaitu membentuk dan menghantar seseorang menjadi subyek realitas. Ia memiliki otonomi intelektual, otonomi eksistensial, dan otonomi sosial sebagai anggota masyarakat. Ketiga wilayah otonomi itu menjadi bagian integral identitas diri atau jati diri.

    Untuk itu upaya konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh adalah pintu masuk menuju kemerdekaan lahiriah dan batiniah manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai anggota masyarakat dan warga dunia.
  4. Dari konsep pemikiran KHD tersebut yang sudah saya terapkan, adalah memerdekakan beajar siswa secara lahiriah dan batiniah.
    – Melalui Tindakan nyata seperti memfasilitas sarana dan pembiasaan literasi,
    – Aktualisasi penguatan Pendidikan karakter berbasis kelas, sekolah dan masyarakat.
    – Menciptakan  lingkungan belajar yang mendukung berpikir kritis dan pemecahan masalah untuk anak
    – Menjalin komuniasi dengan rekan guru lain, kepala sekolah, orang tua serta lingkungan masyarakat untuk mendukung pemebalajaran yang berpusat pada siswa.

Secara visual dapat saya gambarkan sebagai berikut.

Profil Pelajar Pancasila
Sintesis Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Dengan refleksi ini, semoga kita bisa memajukan pendidikan dengan menyadari anak memiliki kodratnya. Semoga!

Penulis:
I Ketut Budiarsa, S.Pd
CGP Kota Denpasar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *