WEBINAR, PENILAIAN K-13 BERBANTUAN GOOGLE FORM, SPREADSHEET DAN ANALISIS REALTIME

Jumat, 5 Juni 2020 | Pendidikan menjadi bagian penting dalam pengembangan sumber daya manusia.Sebagai sebuah proses, pendidikan menjadi satu kesatuan anatara perencanaan, pelaksanaan, dan penilian. Setiap komponen ini memegang peranan penting dalam menghasilkan lulusan yang berkompeten. Di era 4.0 ini, proses penilian sudah mengarah pada basis digital. Analisis data penilian tidak lagi manual, melainkan menggunakan perangkat-perangkat teknologi yang sudah berkembang pesat. Melakukan analisis manual menjadi momok bagi guru mengingat banyak komponen yang harus dianalisis. Efesiensi waktu menjadi alasan dikembangkan analisis penilaian dengan spreadsheet realtime.

Dokumentasi kegiatan

Melihat kondisi lapangan ini, maka dilakukan kembali webinar (seminar web) yang digagas oleh Pengawas SD Dikpora Kota Denpasar yang bekerja sama dengan ER Institute. Dengan mengambil tema Analisis Penilaian, diharapkan mampu mengatasi kendala guru dalam melakukan analisis penilaian. Pada webinar kali ini, narasumber I Made Mudiartana guru SD Negeri 12 Pemecutan menyajikan secaa apik bagaimana proses penilaian dilakukan. Diawali dengan paparan bahwa penilaian di SD berdasarkan kompetensi dasar yang ditetapkan pada silabus. Kompetensi dasar ini wajib diajarkan, dinilai, dan menyajikan dalam predikat dan deskripsi. “Tidak semua guru mengetahui bagaimana proses munculnya predikat dan deskripsi pada aplikasi raport yang digunakan, ungkapnya”.

Kepiawaian narusumber yang juga selaku pembuat aplikasi raport kurikulum 2013 ini membuat suasana webinar menggairahkan. Usai mengenalkan pemerolehan predikat, materi dilanjutkan dengan mengenalkan penggunaan google form. Di era pembelajaran online ini, guru dituntut mampu menyajikan soal berbantuan form. Form yang disajikan berbeda dari segi header. “Cara membuat header seperti ini dapat dibuat di microsoft word kemudian dicapture menggunakan aplikasi Lightshot, imbuhnya’’. Tidak hanya menyajikan header, disimulasikan pula bagaimana membuat soal di form. Disarankan menggunakan pilihan drop-down untuk nomor absen siswa dan nama agar memudahkan mengisi identitas siswa. Desain form yang digunakan adalah tematik, namun tetap mengukur kompetensi dasar masing-masing muatan pelajaran.

Dari googleform akan mendapatkan respon. Dilakukan uji coba pengisian form guru peserta webinar. Disajikan 25 soal pilihan ganda yang tediri dari 5 soal untuk tiap kompetensi dasar yang mewakili 5 muatan pelajaran. Hasil uji cobayang dilakukan peserta secara realtime tersaji dalam lembar analisis spreadsheet dengan kombinasi formula excel. “Ada perbedaan mendasar penggunaan spreadsheet dengan excel. Ketika ada respon yang masuk, maka pada spreadsheet akan membuat baris baru pada spreadsheet respon. Jika pada excel, dimana kita cantumkan rumus maka hasil akan muncul pada baris tersebut. Agar rumus ini dapat bergerak dinamis dan realtime perlu ditambahkan formula “array”, imbuh narasumber”

Antusias guru mengikuti webinar ini sangat tinggi. Jumlah peserta mencapai 100 orang yang tersebar dari berbagia daerah, tidak hanya dari Kota Denpasar, ada juga guru dari Badung, Klungkung, dan Karangasem. Gairah semakin terlihat ketika sesi pertanyaan dibuka oleh I Made Arjana yang juga selaku host. Pada termin pertama, pertanyaan disampaikan oleh Kadek Arta guru SD 9 Dauh Puri mengenai proses analisis pada hasil spreadsheet. Narasumber dengan lugas menyajikan dalam bentuk praktikum melalui share konten. Dijelaskan tahapan demi tahapan bagaimana menggunakan master analisis yang telah disiapkan narasumber. Perlu digars bawahi pengunaan nama siswa  menggunakan drop-down itu penting, sehingga data yang disajikan pada analisis dapat disajikan secara terurut.

Pertanyaan kedua dari Guru SD Negeri 17 Dauh Puri Mega Mayanti yang menanyakan apakah bisa mengimport soal dari ms.word ke googleform. “….. bisa, soal dapat diimport dari word, excel, powerpoint dengan sebelumnya menginstal pengaya (add-on) pada googleform. Pengaya yang dapat diinstal menggunakan form builder. Dengan form builder ini kita dapat memindahkan soal yang dibuat ke google form sehingga tidak perlu melakukan pengetikan ulang…”

Komang Nudina guru SD Negeri 27 Pemecutan membuka termin kedua menanyakan hasil analisis ini dapat diubah ke bentuk pdf dan dapat diedit nilai-nilai analisis tersebut jika diberikan kepada siswa. Menanggapi pertanyaan ini, narasumber menyarakan agar guru yang masih menggunakan office 2007 untuk move on ke office yang lebih canggih (2010, 2016, 2019). Banyak kendala di lapangan guru tidak mampu mengubah ke odf karena office yang digunakan tidak tersedia save as pdf. Terkait dengan siswa yang mengubah nilai, guru tidak perlu khawatir karena nilai asli sudah dipegang oleh guru. Pertanyaan Komang Nudina menggungah gairah Made Arjana (Pengawas SD) memberi masukan. Analisis memang sebenarnya untuk guru bukan untuk dibagikan kepada siswa. Analisis ini bertujuan agar guru mengetahui siswa yang perlu mendapatkan remedial ataupun pengayaan. Alternatif lain untuk mengubah file ke pdf dapat menggunakan aplikasi tambahan seperti pdf converter.

Tidak hanya berkaitan dengan analisis ketuntasan, peserta Pande Suardana guru SD Negeri 4 Ubung menanyakan tentang analisis validitas, daya beda dan tingkat kesukaraan tes yang dibuat. “… bisa, secara offline analisis validitas, reliabilitas, daya beda, pengecoh sudah tersedia. Namun pada analisis online hanya ditampilkan tentang ketuntasan saja pada hari ini. Jika menginginkan yang lengkap, secara offline sudah tersedia…’’.

Materi kali ini sangat membuat peserta antusias. Banyak guru mengharapkan agar disediakan tutorial pengunaan aplikasi analisis ini agar dapat dipelajari pelan-pelan. Tidak hanya Made Suba guru SD Negeri 22 Dauh Puri, peserta Erry Trisna pun menyampaikan harapan yang sama agar disediakan tutorial penggunaan aplikasi ini. Dari Raga Prajangga SD Negeri 5 Ubung menyampaikan agar melakukan sisran langsung ke youtube sehingga dapat diputar ulang oleh peserta. Tanggapan disampaikan oleh host siaran langsung youtube belum bisa dilakukan karena masih menggunkan aplikasi versi free. Ditambahkan pula jika kondisi sudah pulih (pandemic hilang) maka bisa dilakukan kegiatan tatap muka di korwil. Narasumber  selaku tim Guru Berbagi menambahkan kegiatan yang menggunakan zoom, cisco yang free belum bisa menyambungkan menjadi youtube live.  Tidak berhenti di situ, guru SD Negeri 24 Pemecutan Dewa Edwin menyetujui kalau pelatihan seperti ini dapat dilakukan secara berkesinambungan. Selain menggunakan youtube diharapkan pula menggunakan tutorial berbasis tulisan.

Di penghujung sesi akhir webinar yang dimulai pukul 09.00-11.00 wita, Gairah Ni Wayan Darti juga tidak kalah dari para peserta lain yang mengikuti webinar. Kepala SD Negeri 3 Peguyangan ini memberi masukan tentang munculnya kebosanan siswa dalam pembelajaran daring karena pembelajaran yang dilakukan tidak variatif (hasil survey KPAI). Anak-anak memang sudah mulai jenuh jika pembelajaran tidak variatif. Untuk meningkatkan kemampuan guru menghasilkan pembelajaran menarik, webinar berikutnya diharapkan dengan pola In-On-In. Mendengar argumentasi ini, pengintegrasian game dapat dilakukan pada google classroom dengan tampilan layar. Kegiatan ini akan kami coba pada pertemuan berikutnya sehingga kebutuhan guru ini dapat terpenuhi. Selain itu pengawas mohon dukungan kepada semua guru untuk mau berbagi pengetahuan guna meningkatkan kualitas guru sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berikan masukan materi apa yang memang diperlukan oleh guru, imbuhnya. Selaku guru, narasumber juga mengharapkan agar dibuat pelatihan minimal 32 jp. Tidak hanya mendapatkan materi baru, sertifikat/piagam dengan angka kredit 1 digunakan untuk kenaikan pangkat. Konsep diklat in-on-in sangat berguna untuk guru,….. saran Dewa Edwin.

Materi webinar unduh di sini

Video tutorial unduh di sini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *